26.11.12

Facebook for Palestine!

I stand with Palestine and...


"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi (zionist?) & orang-orang musyrik. ..." (Q5.82)


Baca juga: (Must Read!)

12.11.12

1:360000?

(Berapa Lama Seseorang Hidup di Atas Muka Bumi?)

"...Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu"
(QS Al Hajj: 47)


Kokotretan...
Jika 1 hari di sisi Allah = 1000 tahun dalam hitungan manusia,
maka perbandingan "hitungan" di sisi Allah dengan hitungan manusia adalah sbb:
1 hari   = 1000 tahun  = 360000 hari
1 jam   = 41,667 tahun = 15000 hari
Jadi kalau kita diberi usia oleh Allah ta'ala misalkan 70 tahun-an hidup di bumi ini, maka sama dengan 1,7 jam-an kita hidup di sisi Allah.
Kita menjalankan shalat 5 waktu yang rata-rata setiap waktu shalat menghabiskan waktu sekitar 6 menit, sehingga dalam sehari semalam waktu shalat kita hanya sekitar 30 menit, bayangkan berapa lama kita shalat sehari semalam dalam hitungan Allah?

Ibarat Jamur...
Hidup manusia di atas muka bumi ini ibarat jamur yang tumbuh hanya di pagi hari dan setelah sekian jam jamur tersebut mati.

(Bukan jamur Merang!)
...Dalam pandangan kita (manusia), begitu lemahnya jamur tersebut sehingga kalau kita sentuh atau kita pegang maka rusaklah jamur tersebut.
  • Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Q17.37)
  • Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (Q79.46)
  • Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui" (Q23.112-114)

Jadilah seperti seorang Musafir..!
Menggunakan waktu (umur) dengan sebaik-baiknya, tidak menunda-nunda amal dan tidak panjang angan-angan.
  • Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda: "Apa artinya dunia bagiku! Kehadiranku di dunia hanyalah bagaikan seorang pengelana yang tengah berjalan di panas terik matahari, lalu berteduh di bawah naungan pohon beberapa saat, kemudian segera meninggalkannya untuk kembali melanjutkan perjalanan.” (HR At-Tirmidzi)
  • Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku lalu bersabda, “Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau musafir (orang yang bepergian).” Lalu Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu menyatakan, “Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu hingga pagi hari. Dan apabila engkau berada di pagi hari maka janganlah menunggu hingga sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan pergunakanlah hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR Bukhari)
  • Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu pada keduanya (yaitu): nikmat sehat dan waktu luang.” (HR Bukhari dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
  • Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat garis-garis lalu bersabda, “Ini adalah manusia, ini angan-angannya dan ini adalah ajalnya. Maka tatkala manusia berjalan menuju angan-angannya tiba-tiba sampailah dia ke garis yang lebih dekat dengannya (daripada angan-angannya �pent) yakni ajalnya yang melingkupinya." (HR Bukhari)
  • ...

      Beberapa renungan & pertanyaan:
        "Rumah masa depan... Tipe 21"
      1. Saat ini pada hari ini 70 tahun yang lalu, kakek saya mungkin sedang menikmati makanan kesukaannya dengan lahap. Dimana saya berada pada saat itu? [70 tahun yang lalu saya belum lahir]
      2. Saat ini (sekarang), saya sedang menikmati makanan kesukaan saya sambil menulis tulisan ini. Dimana kakek saya berada sekarang? [Kakek saya -yang saat ini pada hari ini 70 tahun yang lalu yang mungkin sedang menikmati makanan kesukaannya dengan lahap-, sekarang sudah tiada]
      3. Saat ini pada hari ini 70 tahun kemudian, cucu saya mungkin sedang membaca tulisan ini sambil menikmati makanan kesukaannya. Dan dimana saya berada pada saat itu? [Saya yang sekarang sedang menulis tulisan ini, 70 tahun kemudian kemungkinan besar sudah tiada]

      Baca juga:


      Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau & main-main.
      Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan,
      kalau mereka mengetahui.
      (Q29.64)

      Al Mustaurid bin syadad r. a. berkata, Rasulullah s. a. w. bersabda,
      Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akhirat,
      kecuali seperti seorang yang memasukan jarinya ke dalam lautan luas
      maka perhatikanlah yang tersisa
       (HR Muslim)

      Orang kafir hanya memilih (berorientasi kepada) kehidupan dunia?

      4.11.12

      Bangkai Kambing...


      Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhu, beliau bercerita bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati pasar melalui sebagian jalan dari arah pemukiman, sementara orang-orang (para sahabat) menyertai beliau. Lalu beliau melewati bangkai seekor kambing yang telinganya cacat (berukuran kecil). Beliau pun mengambil kambing itu seraya memegang telinga nya. Kemudian beliau berkata, “Siapakah di antara kalian yang mau membelinya dengan harga satu dirham?”. Mereka menjawab, “Kami sama sekali tidak berminat untuk memilikinya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?”. Beliau kembali bertanya, “Atau mungkin kalian suka kalau ini gratis untuk kalian?”. Mereka menjawab, “Demi Allah, seandainya hidup pun maka binatang ini sudah cacat, karena telinganya kecil. Apalagi kambing itu sudah mati?” Beliau pun bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya dunia lebih hina di sisi Allah daripada bangkai kambing ini di mata kalian.” (HR Muslim [2957])


      Berkarya dan beramal..!
      • Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain” (HR. Bukhari).
      Dan ber-islam-lah..!
      • Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam... (Q3.19)
      • Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q3.85)
      • ... maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam. (Q2.132)

      Berebut bangkai kambing?
      Baca juga:

      19.10.12

      Keragaman dalam Islam...

      KERAGAMAN adalah nyata dan adalah sunatullah (suatu ketetapan Allah) serta ketaqwaan adalah derajat yang paling tinggi (mulia) di antara manusia yang berbeda-beda bangsa, suku, bahasa dan warna kulit...

      "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui." (Q30.22)

      Baca tuntas ayat berikut & jangan memenggalnya sampai kata "saling kenal-mengenal"!

      "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Q49.13)

      "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa dan harta kalian, tapi Allah melihat kepada hati (niat) dan amal-amal kalian." (HR Muslim)

      [Unduh] Fatwa MUI tentang Pluralisme.
      [Wajib Baca!!!] ►Non Muslim Harusnya Berterimakasih kepada Umat Islam


      Kotretan...
      • Pluralitas ...OK
      • Pluralisme ...Not OK
      • Semua agama baik ...OK
      • Semua agama benar ...Not OK ...semuanya menjanjikan syurga ...pilih aja yang paling enak dan enteng!
      • Keberagaman dan pelangi adalah sunnatullah yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa di antara manusia ...mau item, jelek, orang gunung, orang miskin, kalau dia bertaqwa itulah yang terbaik!
      • Intoleran? ..."Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Q2.256)

      11.9.12

      HOPE atau HOPELESS?

      Kotretan... 


      Fenomenas...

      Ada dua fenomena yang menarik untuk dikaji. Pertama, fenomena yang terjadi di negara-negara sekuler yang kaya, maju dan modern dengan penduduknya yang cenderung tidak berani (enggan) atau tidak berkeinginan untuk mempunyai anak (keturunan). Hal ini menjadikan masalah serius bagi negara tersebut. Yang kedua, fenomena bunuh diri yang kerap terjadi di beberapa negara sekuler yang menurut salah satu artikel di bawah menjelaskan bahwa faktor kemiskinan bukanlah faktor pemicu bunuh diri tersebut.

      Silahkan baca artikel berikut:

      "HOPE"

      Peta Harapan (Klik di gambar untuk memperbesar!)
      Ada satu "anggapan" yang sering dicitrakan oleh fihak tertentu yang menganggap bahwa mereka yang berada di bawah garis kemiskinan, "terbelakang" atau level ekonomi dan materi tertentu adalah golongan "hopeless" yang perlu dan harus diberi harapan (HOPE).

      Hope yang mereka tawarkan kepada fihak yang dianggap hopeless berupa "keyakinan" dan bantuan meteri tertentu dengan harapan bisa merubah kualitas hidup dan dunia yang sesuai dengan definisi atau kriteria mereka.

      Padahal kalau kita lihat fenomenas di atas, kita bisa sedikit mengambil kesimpulan bahwa kekayaan (materi) dan modernitas tidak menjamin sesorang bisa mendapatkan hope, justru sebaliknya mereka yang menganggap telah berada "di atas" dan termasuk golongan "the have" bisa terjatuh ke dalam golongan hopeless yang sesungguhnya.


      Limited HOPE dan unlimited HOPE versi kangarul

      Limited HOPE
      Bersifat duniawi; bersandar kepada system dunia, materi dan "upaya sendiri"; harapan sebatas umur hidup atau kehidupan dunia ini saja.

      Unlimited HOPE
      Bersifat ukhrawi; harapan yang menembus batasan harapan duniawi; berharap/bergantung/bersandar (tawakal) kepada Allah; berharap masuk ke syurganya Allah, berharap bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berharap untuk bisa melihat wajah tuhannya (Allah azza wa jalla) di kehidupan akhirat kelak.


      Yang berputus asa (hopeless) & larangan untuk berputus asa

      Kita bisa bertahan "hidup" karena adanya harapan (asa) dan tanpanya berarti kita putus harapan (putus asa) alias hopeless. Berikut sebagian "kepastian" yang menjelaskan tentang hal hal ini...
      • "... Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Q12.87)
      • "Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat."" (Q15.56)
      • "Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa." (Q30.36)
      • "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa." (Q60.13)
      • Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q39.53)

      Kebahagiaan dan Kenikmatan Dunia

      Kebahagiaan atau kenikmatan dunia akan diperoleh jika dalam kesehariannya terpenuhi minimal 3 hal yaitu Kesehatan, Keamanan (bebas dari ketakutan, kekhawatiran & kecemasan), dan Adanya makanan pokok untuk hari itu. Berikut "kepastian tentang hal ini...
      Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan SEHAT badannya, AMAN pada keluarganya, dia MEMILIKI MAKANAN POKOKNYA PADA HARI ITU, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya. (HR Ibnu Majah, no. 4141; dan lain-lain; dihasankan oleh Syaikh Al Albani di dalam Shahih Al Jami’ush Shaghir, no. 5918) 
      Harta melimpah, deposito yang banyak atau investasi dimana-mana tidak menjamin seseorang memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan dunia. Yang ada justru sebaliknya, rasa khawatir dan cemas serta "keinginan-keinginan" yang bertubi-tubi menjadikan seseorang jauh dari rasa bahagia dan rasa syukur.

      Mengejar "ASA" dalam System "Lingkaran Syetan"

      Yang kita butuhkan hanyalah sebuah KEPASTIAN.
      (Baca pelan-pelan atau jangan baca sama sekali!!!)

      Kepastian ini bersumber hanya kepada "kebenaran yang hakiki" (silahkan baca tentang Kebenaran yang Hakiki  di sisi!) yaitu semua petunjuk dari Zat yang telah menciptakan kita yang diturunkan-Nya kepada Rasul-rasul-Nya melalui perantara Malaikat Jibril.

      Sederhananya, kebenaran yang hakiki adalah apa-apa yang dikhabarkan atau disampaikan Allah dan Rasul-Nya yaitu apa-apa yang ada dalam Al Quran & Al Hadits. Dan kebenaran di sini bukanlah suatu mitos, teori keduniaan, definisi, kriteria, persangkaan, perkiraan, dugaan, doktrin atau harapan yang tidak jelas sumber dan arahnya.

      Inilah KEPASTIAN sebagaimana kepastiannya MATI bagi setiap makhluk ciptaan-Nya yang bernyawa. Begitu juga dengan kepastian tentang kehidupan Akhirat -kehidupan abadi setelah kematian kelak-, kepastian tentang adanya Syurga dan Neraka-Nya.

      KEPASTIAN inilah yang menjadi harapan (HOPE) yang sebenarnya. KEPASTIAN inilah yang wajib untuk dijadikan sandaran.

      Berikut beberapa KEPASTIAN yang insyaAllah sebagian muslim sudah mengetahuinya...
      • "Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk syurga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sampai-sampai berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Q2.214)
      • "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa & buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar…" (Q2.55)
      • "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa dan harta kalian, tapi Allah melihat kepada hati (niat) dan amal-amal kalian." (HR Muslim)
      • "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin (beriman), dan sebagai syurga bagi orang kafir" (HR Muslim). Bagi orang-orang mukmin (yang beriman), dunia bagaikan penjara karena mereka terikat oleh hukum agama (syariat) yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggarnya. Sedangkan bagi orang-orang kafir, dunia bagaikan syurga karena mereka tidak terikat oleh syariat dan tidak ada sesuatu yang membatasinya... no halal no haram! 
      • Kepastian tentang Sifat dan Hakikat Kehidupan Dunia (MUST READ!)

      SOmbong

      Kesombongan adalah dinding penghalang (hizab) untuk memperoleh cahaya kebenaran (kepastian). Menuhankan akal (iptek), logika dan "kemampuan" diri sendiri serta atau menganggap diri lebih baik atas dasar perendahan terhadap manusia yang lainnya merupakan suatu bentuk kesombongan.

      Adapun terhadap kebenaran (kepastian) yang telah sampai kepadanya, mereka selalu berusaha mencari-cari alasan untuk mengingkarinya, tidak masuk akal lah... tidak sesuai dengan HAM lah... memaksa-maksa lah... tidak sesuai dengan zamannya lah... tidak sesuai dengan budaya kita lah... dst., yang intinya menolak kebenaran serta tidak mau berserah (menyerah) kepada kebenaran dan kebesaran Zat yang telah menciptakannya.
      Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q57.16)
      Adapun yang dimaksud kesombongan dalam Al Islam adalah menolak kebenaran dan atau meremehkan (merendahkan) orang lain, sebagaiman dijelaskan dalam kebenaran (kepastian) Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikut...
      Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan (walau) sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Rasulullah, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR Muslim)
      Penduduk Gaza Paling Sehat di Dunia?

      Temukan Makna & Tujuan Hidup dalam Al Islam serta Raihlah Kebahagiaan yang Hakiki!

      Semoga Allah azza wa jalla menghilangkan kesombongan dari diri-diri kita dan senantiasa memberikan hidayah dan taufik-Nya sehingga kita bisa memahami, menerima dan mau mengikuti kebenaran (kepastian) "ad-diin" ini... amiin! 



      1:2 bukan fifty-fifty
      ...inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim

      Rabbanaa atinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil 'akhirati hasanatan waqinaa 'adzaaban-naar.
      "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (Q2.201)

      Putus asa adalah sumber kesesatan; kegelapan hati dan pangkal penderitaan jiwa,” Bediuzzaman Said Nursi dalam Risalah An-Nur.

      Memperingati Tragedi (Fitnah) 911 yang ke-11

      Tragedi (fitnah) ambruknya gedung kembar WTC di New York 11 tahun yang lalu oleh "serangan teroris Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden" telah berhasil menipu banyak orang di seluruh dunia ini. Lebih parah lagi, tragedi ini juga telah dijadikan syubhat dan dalil sejarah oleh sebagian mereka yang memang tidak suka dengan Al Islam

      Sekarang (di TV)... bulan September identik dengan bulan terorisme. Dan karenanya ada sebagian umat Islam di sebagian bumi ini menjadi bulan-bulanan "mereka" :-(






      Silahkan baca juga...

      3.9.12

      Jangan Makan atau Minum dengan Tangan Kiri!

      hap... hap! ...selamat makan! ...bon appetit!



      Dari Jabir bin Aabdillah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena syaitan itu juga makan dengan tangan kiri.” (HR Muslim no. 2019)

      Dari Umar radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan, dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan menggunakan tangan kirinya.” (HR Muslim no. 2020)
      • Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022)

      Jika karena alasan tertentu (yang dibenarkan oleh syar'i) kita tidak bisa menggunakan tangan kanan untuk makan dan minum...
      • Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q2.286)
       ___ ooOoo ___

      Kidal? 
      ...sama dengan perempuan tomboy atau laki-laki banci. Jangan dibiasakan! Jangan dibiarkan! Jangan dituruti! Jangan "dikalahkan"! Harus diusahakan dan diperjuangkan! InsyaAllah bisa dan sembuh!

      29.7.12

      Mengapa Peperangan Selalu Terjadi di Atas Muka Bumi?


      Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang pengganti (khaliifah) di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS Al Baqarah, 30)

      Baca juga: Khaliifah adalah Pengganti (Mengapa Dinosaurus Punah?)

      13.7.12

      Baby Fish, Hi Calcium Hi Protein!

      Lauk kampung: Beunteur (wader), Paray, Keting, Hurang jeung Jeler.
      Ikan dari susukan Medang Tangerang (Gading Serpong) tahun 2010-an yang sekarang telah berubah menjadi perumahan mewah.
      Gambar lainnya klik di sini!
      Baby Fish (versi kampung) siap goreng garing... hmm.. nyam nyam!
      "Sambel goang, sangu haneut jeung pulen... beuteung lapar... hutang geus lunas... karak gajian... Sampurnaa..!" 

      Anak kita ingin jangkung dan pintar (cerdas)?

      Ceuk ahlina... anak kita harus diberi makanan yang banyak mengandung kalsium dan protein. Salah satunya adalah makan ikan kecil utuh (digoreng garing). Kandungan kalsium dan protein yang ada pada daging dan cucuk (duri/tulang ikan) akan terkonsumsi maksimal dibanding jika mengkonsumsi ikan besar (dagingnya saja).

      Baby Fish yang artinya ikan-ikan yang masih kecil sekarang mudah diperoleh di supermarket-supermarket.  Baby Fish (Mas atau Nila/mujaer) siap olah (goreng) telah dikemas sedemikian rupa sehingga konsumen lebih mudah untuk membawa dan mengolahnya.

      Ngurus lauk... 
      Baheula mah hobi kana (ngala) lauk teh, meunang nguseup, ngecrik, nyair, jeung ancrub ka balong batur nu keur dibedahkeun. Biasana kuring mah mun beubeunangan lauk teh tara dikukumaha ngan saukur digoreng garing anu maksudna ngarah gampang daharna jeung kadahar kabeh (cucuk jeung huluna). Teu apal cara kitu teh geuning ayeuna mah jadi populer...
      • Ikan-ikan kecil dibiarkan hidup di air yang bersih supaya kotoran yang ada pada insang dan perut berkurang.
      • Pada saat pengolahan, isi perut ikan (usus ikan) hanya dikeluarkan sekedarnya saja dan insang ikan tidak dibuang.
      • Ikan dibilas, dikasih sedikit garam (bumbu sesuai selera) dan sedikit cuka.
      • Siap di goreng garing.

      10.6.12

      6 Sebab yang Bisa Mendatangkan (membuka jalan) Hidayah

      1. JUJUR!

      Jujur bahwa saya tidak atau belum tahu...
      Jujur bahwa saya butuh dan ingin kebenaran...
      Jujur bahwa ini adalah benar dan itu adalah salah...
      Jujur bahwa saya telah salah dan saya ingin tahu yang benar... dst.

      Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran itu menunjukan kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukan jalan menuju surga” (HR Bukhari dan Muslim)

      Sesungguhnya ash shidq (kejujuran) itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke surga dan sesungguhnya seorang bermaksud untuk jujur sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu menunjukkan kepada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan itu menunjukkan kepada neraka. Sesungguhnya seorang itu bermaksud untuk berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang suka berdusta.” (Muttafaq ‘alaih)

      Hati-hati dengan dusta..!
      Sebuah dusta akan melahirkan dusta-dusta yang lainnya.


      2. Kesadaran dari diri sendiri

      Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q13.11)

      Diawali dengan NIAT dan keinginan untuk tahu dan mencari tahu sehingga memahami, meyakini dan menyadari serta mau melakukan atau beramal sesuai dengan apa yang telah difahami, diyakini dan disadarinya.


      3. Kesungguhan dalam memperoleh kebenaran

      Ada kesungguhan (mujahadah) dan keseriusan...

      Dan orang-orang yang berjihad (bermujahadah) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Q29.69)


      4. (MAU) Mendengan nasehat dan mengikutinya

      "...yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal." (Q39.18)

      Cahaya mentari ada di luar sana... Membuka diri & hati dengan cara "mau mencari tahu", "mau mendengar", "mau melihat", "mau mempelajari", "mau membandingkan dan memilah serta memilih..!"


      5. Tidak ada ke-SOMBONG-an (bersikap Tawadhu)

      Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan (walau) sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Rasulullah, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR Muslim)

      Hati-hati dengan anggapan bahwa "Aku lebih baik!" dan "Aku lebih dulu..!" atas dasar penolakan kebenaran dan perendahan terhadap manusia yang lainnya!
      “Aku lebih baik!” itulah kata yang terucap tatkala Iblis menolak atau enggan untuk memenuhi perintah Allah azza wa jalla untuk sujud kepada Adam.
      Sejarah telah membuktikan banyak manusia yang tertipu dengan kelebihannya dan tersesatkan dalam kesombongan. Fir'aun, menolak dakwah Nabi Musa a.s. dan dia merasa lebih baik serta paling berkuasa sampai dia mengganggap dirinya tuhan sehingga dia berlaku sekehendaknya terhadap manusia lainnya yang ada “di bawahnya”. Korun yang menganggap dirinya paling kaya dengan hartanya yang melimpah-ruah sehingga mengganggap remeh manusia yang ada di bawahnya (yang tidak sekaya dia) dan menganggap semua yang dia peroleh adalah hasil dari segala upayanya.


      6. Lapang dada saat menerima Al Islam

      Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Q6.125)

      Kalimat yang paling layak diucapkan oleh seorang yang telah mengaku berserah-diri (ber-Islam) dan mengakui diri hamba, terhadap apa-apa yang telah disampaikan oleh Allah azza wa jalla dan Rasul-Nya adalah... "sami'na wa atho'na" yang artinya "aku mendengar dan aku menta'atinya".

      Dan tidak akan pernah keluar ucapan dari mulut-mulut kita... "ini tidak masuk akal", "ini ketinggalan zaman", "ini adalah budaya Arab", "ini tidak sesuai dengan HAM" dst... selama hal tersebut datangnya dari sisi Allah azza wa jalla (Al Quran) atau dari Rasul-Nya (As Sunnah -yang bersumber dari Hadits shahih-)

      Wallahu 'alamu.
      Tuning... dari Radio Muslim Jakarta AM 837KHz tanggal 7 Juni 2012.


      Baca Juga:

      25.5.12

      Berdo’alah!

      Mohonlah..! 
      Allah subhanahu wa ta'ala pasti akan mengabulkannya. 

        Berikut contoh do'a-do'a dan urutannya:

        1. Awali dengan memuji Allah subhanahu wa ta’ala dengan membaca hamdallah (3x).


        2. Kemudian ber-shalawat kepada Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.


        3. Do’a untuk kedua orang tua.

        “Ya Rabb! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil.”

        4. Do’a Nabi Ibrahim.

        “Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS Ibrahim 40-41)

        5. Do’a untuk kebaikan keluarga.

        “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al Furqan 74)

        6. Do’a Ashaabul Kahfi.

        “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS Al Kahfi 10)

        7. Do’a untuk kebaikan hidup di dunia & akhirat serta dijauhkan dari neraka (3x).

        “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Al Baqarah 201)

        8. Do’a lainnya yang dikehendaki..!
        Sebelum berdo'a, sebaiknya diawali dengan menyebut Nama-nama atau Sifat-sifat Allah Yang Baik (asmaa'ul husna) yang berhubungan dengan apa-apa yang kita mohonkan. Misalkan menyebut Yaa Razzaak sebelum kita memohon untuk dimudahkan rizki dst.
        9. Tutup dengan Shalawat & Hamdalah!
         
        10. Perbanyak Istighfar!!! 
          11. Wajib baca!: Adab & Sebab Terkabulnya Do’a

          ___ ooOoo ___



          #Do’a ketika sakit…
          Letakkan tangan pada bagian tubuh yang sakit & bacalah Bismillah (3x), kemudian baca (7x):

           أَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ 
          A’udzubillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir… (7x)

          “Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari kejahatan sesuatu yang aku jumpai dan yang aku takuti” [HR Muslim 4/1728]

          #Do’a mohon kelapangan, kemudahan dalam segala urusan & kelancaran dalam menyampaikan sesuatu…

          “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku;” (QS Thaahaa 25-28)

          #Do’a mohon pertolongan dan kebaikan dalam segala urusan serta dzikir totalitas dalam bergantung dan bertawakkal hanya kepada Allah azza wa jalla… (Bagian dari Dzikir Pagi dan Petang)

           Yaa Hayyu, Yaa Qayyuum, bi rohmatika astaghiits, ashlihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii illa nafsii thorfata ‘ain

          "Wahai Rabb yang Maha hidup, Wahai Rabb yang Maha Berdiri sendiri, dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun" [HR Hakim]

          #Sayyidul Istighfar… (Bagian dari Dzikir Pagi dan Petang)

           Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta. 

          “Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” [HR Bukhari 6306] …Cari tahu faedah atau manfa’at dari membaca Dzikir atau Do’a ini!


          Ciri Dosa... Gelisah & Takut ketahuan orang lain
          Syurga... Sebarkan Salam (silaturahim), Pemaaf (lapang), Memberi Makan Orang, Qiyamulail!
          Minimal... Puasa 3 (tiga) hari dalam sebulan (pertengahan bulan qomariah), Shalat Duha 2 raka'at, Shalat Witir sebelum tidur!

          13.5.12

          Hikmah disyari’atkannya Jilbab bagi perempuan dan para isteri…

          Kotretan...

          Karena perempuan itu begitu indah dan begitu berharga…
          Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka" Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q33.59)
          Ada dua hikmah utama disyari’atkanya jilbab bagi perempuan dan para isteri seperti yang tertera dalam ayat di atas. Pertama, faktor keimanan. Dari sini kita lebih mudah mengenali perempuan mana yang beriman dan perempuan mana yang tidak (belum) beriman. Kedua, supaya mereka tidak diganggu. Kata diganggu disini bisa berarti “dipuja”, dicemooh, atau yang lebih dari itu. Dan sudah menjadi sunatullah bahwa kaum pria mempunyai “kecenderungan” terhadap lawan jenisnya walaupun tingkat kecenderungannya berbeda-beda.

          Syari’at Allah ta’ala telah melindungi kaum hawa atas “gangguan” kaum adam terhadapnya. Dan yang terpenting penggunaan jilbab adalah “tanda” akan keimanan dan kepatuhan seorang hamba (perempuan) terhadap Rabb-nya.

          Selain karena faktor keimanan, dalam uraian ini saya mencoba memahami letak keadilan Sang Pencipta dalam disyari’atkannya memakai “jilbab” bagi para perempuan dan isteri yang beriman. Adapaun bagi mereka yang tidak (belum) beriman, kita sudah tahu sendiri apa yang mereka perbuat terhadap apa-apa yang telah dianugerahkan, dilebihkan dan diistimewakan Allah ta’ala kepada mereka…

          Supaya mereka tidak “diganggu”…

          Dalam curat-coret kali ini, saya akan “memposisikan” diri sebagai seorang pria yang mempunyai sifat “tidak baik” atau bisa dikatakan seorang pria “hidxng belxng”.  Dan beginilah kira-kira “kalimat” yang ada di benak pria seperti saya…



          Gambar-gambar di atas hanyalah ilustrasi “dari ujung ke ujung”. Mohon ma’af, dan saya mendo’akan semoga siapa saja yang ada di dalam gambar di atas diberikan kemulian, kebaikan dan keberkahan hidup oleh Allah ta’ala… amiin!

          Dalam kasus ini syari’at memfasilitasi dan melindungi kaum hawa dari kemungkinan-kemungkinan yang “tidak diinginkan” atau “tidak dibenarkan”.
          Karena mereka itu begitu indah dan begitu berharga… dan hanya para mahramnya-lah yang berhak untuk tahu “segalanya”
          Inilah keadilan -jalan tengah dari kondisi “ujung ke ujung”- yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Sehingga tidak ada yang cantik dan jelek di hadapan orang lain, serta tidak ada yang seksi dan tidak seksi di hadapan orang lain. Yang tahu hanyalah para mahram bagi makhluk-makhluk yang indah dan berharga ini… subhanallah.

          Dan kalaupun kita berada di situasi yang tidak ideal seperti yang disyari’atkan, Allah ta’ala telah memberikan jalan keluar bagi hamba-hambanya yang mau beriman, dan ini pun baik baginya yaitu… menahan pandangan! Dengan bahasa umumnya adalah menjaga mata, karena insyaAllah dengan “menjaga mata”, hati kita juga ikut terjaga, dan kalau hati kita terjaga maka kebaikan-kebaikan lainnya sudah pasti akan ada di sana.
          Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya... (Q24.30-31)
          http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu
          http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu?start=1
          http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu?start=2
          http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/21-jagalah-pandanganmu?start=3


          Wallahu ‘alamu

          Satu pertanyaan:  Apakah Anda (saya) termasuk orang-orang yang beriman?
          Baca juga: Mengapa Allah ta’ala melarang ghibah | Karena kita tidak sendirian | Terus memberi nasihat!

          12.5.12

          Sekulerisme...

          ...karena telah pudarnya dimensi Akhirat dalam kehidupan kita!


          Sudahkah Anda (saya) mendapatkan khabar tentang ALLAH?
          Dia-lah Zat Yang Maha Kuasa, Zat yang telah menciptakan kita, kehidupan dan alam semesta ini...
          Apakah Anda (saya) percaya kepada ALLAH?
          Seberapa yakinkah Anda (saya) kepada ALLAH?

          Sudahkah Anda (saya) mendapatkan khabar tentang ALAM AKHIRAT?
          Negeri keabadian setelah kematian kita dan di negeri inilah sebenarnya kehidupan...
          Sudahkah Anda (saya) mendapatkan khabar dan peringatan tentang SYURGA dan NERAKA di kehidupan AKHIRAT kelak?
          Dimana syurga adalah tempat atau balasan bagi manusia dan jin yang baik dan shalih...
          Dimana neraka adalah tempat atau balasan bagi manusia dan jin yang tidak baik dan tidak shalih...
          Seberapa yakinkah Anda (saya) tentang ALAM AKHIRAT?
          Yakinkah Anda (saya) bahwa KEHIDUPAN AKHIRAT adalah KEHIDUPAN YANG ABADI?

          Apakah Anda (saya) tahu di kehidupan apa sekarang Anda (saya) hidup?
          Apakah Anda (saya) tahu berapa lama Anda (saya) hidup di kehidupan sekarang ini?


          Silahkan klik di gambar atau di caption!

          A Simple Line, Two Simple Questions...

          Life is Choice...


          --- ooOoo ---

          Mencari tahu (kembali) tentang khabar dan peringatan di atas...
          Tidaklah cukup dengan apa yang (telah) di lihat dan di dengarnya saja... seadanya saja!
          Kita dituntut untuk terus mencari tahu dan mencari tahu... terus belajar dan belajar... terus menuntut ilmu dan menuntut ilmu... sampai akhir hayat kita!

          Taqdir?

          Apakah Anda (saya) tahu tentang taqdir (takdir) kita ke depan?
          Apakah Anda (saya) tahu taqdir kita 3 jam ke depan, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, sepuluh tahun ke depan, 30 tahun ke depan dst?
          Kita hanya tahu taqdir kita kalau hal (taqdir) tersebut telah datang atau menghampiri ke kita...

          Kemarin Anda (saya) sakit flu, itulah salah satu taqdir kemarin kita...
          Bulan lalu Anda (saya) mendapatkan laba besar, itulah salah satu taqdir di bulan lalu kita...


          Kita hanya tahu taqdir yang telah lewat...
          Adapun taqdir kita ke depan..? Tak seorang pun yang tahu!
          (Setelah terus mencari tahu, terus belajar dan terus menuntut ilmu)
          Maka terus berbuat baik-lah... terus beramal shalih-lah... terus berbaik sangka kepada-Nya... terus berniat baik, bercita-cita yang baik, berharap dan ber-DO'A yang baik dan diridhai-Nya..!
          InsyaAllah..!

          Wallahu 'alamu

          Silahkan baca juga: (Zuhud) Dalil-dalil Kehidupan Dunia

          30.4.12

          Ghibah

          (Mengapa Allah subhanahu wa ta'ala melarang ghibah?)

          Ghibah artinya membicarakan keburukan atau aib saudaramu ketika ia tidak ada di sisimu. Allah subhanahu wa ta’ala telah melarang ghibah dan menyerupakannya dengan suatu perumpamaan yang sangat buruk, “Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah” (QS Al Hujurat 12)

          Mengghibah seseorang bisa berlaku pada beberapa hal yaitu: kekurangannya yang bersifat fisik, nasab atau asal-usulnyayang kurang terhormat, akhlaknya yang kurang baik, agamanya yang kurang sempurna, pakaiannya yang kurang bagus, anaknya, istrinya atau suaminya, pembantunya atau hal ihwal keduniaannya, dan lain-lain. Kesimpulannya, apa saja yang bisa difahami bahwa itu adalah celaan kepada seorang muslim, maka itu termasuk ghibah yang diharamkan, baik dengan ucapan, isyarat, menirukan gerak-gerik orang yang dighibahkan dan lain-lain.

          Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tahukah apa ghibah itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Beliau bersabda, “Ghibah adalah engkau menyebutkan tentang saudaramu apa yang ia tidak suka (untuk disebutkan)!”. Seseorang berkata, “Bagaimana jika pada saudaraku memang ada apa yang aku katakan itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Jika pada saudaramu memang ada apa yang dikatakan itu, maka sungguh engkau telah mengghibahnya, dan jika pada saudaramu itu tidak ada apa yang engkau katakan itu, maka sungguh engkau telah menuduhnya.” (HR Muslim dan Tirmidzi)

          Ketahuilah saudaraku,
          Ghibah adalah dosa besar yang banyak menyebar di tengah masyarakat dan sedikit sekali orang yang selamat darinya. Mendengarkan omongan ghibah juga berdosa kecuali jika ia segera mengingkari perbuatan ghibah tersebut dengan lisannya dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Jika ia dapat meninggalkan majelis tersebut atau memotong omongan ghibah dengan pembicaraan yang lain, maka hal itu wajib dilakukan.

          Ancaman bagi orang yang berbuat ghibah
          1. Aisyah r.a. berkata, “Aku pernah berkata kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, ‘Cukuplah bagimu dari Shofiah itu (salah seorang istri Beliau) begini dan begitu (kekurangannya)’.” Sebagian perawi hadits berkata yaitu pendek orangnya, maka Beliau bersabda, “Sungguh engkau telah mengucapkan satu kalimat yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan mencampurinya” (maksudnya membuat air laut tersebut berubah rasa atau warnanya karena buruk dan busuknya ucapan tersebut) (HR Abu Dawud dan Tirmidzi). Imam An-Nawawi r.a. berkata, “Ini adalah hadits yang paling keras dalam melarang ghibah sepengetahuan saya.”
          2. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika di-mi’rajkan, aku melewati satu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka mencakar-cakar wajah-wajah dan dada-dada mereka dengan kuku-kuku tersebut, lalu aku berkata, 'Siapakah mereka itu wahai Jibril?' Ia (Jibril) berkata, 'Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia (berbuat ghibah) dan mencemarkan kehormatan manusia'.” (HR Abu Dawud dan Ahmad)
          3. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk riba yang paling besar adalah mencemarkan kehormatan seorang muslim tanpa alasan yang hak.” (HR Abu Dawud)
          Pengarahan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tentang hubungan sesama muslim

          Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak boleh mengkhianatinya, tidak boleh mendustainya dan membiarkannya tidak ditolong. Setiap muslim bagi muslim lainnya adalah haram kehormatannya, harta dan darahnya. Taqwa itu di sini! Cukuplah sebagai keburukan (dosa) bagi seorang jika ia meremehkan saudaranya yang muslim.” (HR At Tirmidzi)

          Dikutip dari Kartu Dakwah seri ke-17 terbitan HASMI (Radio Fajri FM) Bogor.



          SEBUAH HIKMAH (Catatan saya...)

          Kebaikan, keburukan, kelebihan, kekurangan atau bahkan ketidak sempurnaan seorang muslim adalah ujian bagi muslim yang lainnya. Mampukah kita mensyukurinya atau mampukah kita mengambil pelajaran darinya atau mampukah kita bersabar darinya? Dan inilah yang terpenting, mampukah kita menta'ati perintah Allah ta'ala untuk tidak mengghibahnya?

          Karena mudah sekali bagi Allah ta'ala, Sang Maha Pencipta untuk membuat semua manusia menjadi baik dan bahkan tanpa cela sekalipun. Yang Allah ta’ala kehendaki adalah supaya kita bertaqwa kepada-Nya. Dan karena esensi dari taqwa salah satunya adalah menta'ati perintah-Nya.

          Maka benar sekali bahwa larangan mengghibah erat sekali hubungannya dengan taqwa seperti yang digaris-bawahi pada ayat dan hadits di atas.

          Juga perhatikan kehendak Allah ta'ala dalam penciptaan manusia yaitu hendak "mengujinya" sebagimana dalam firman-Nya:

          Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (Q76.2)

          Dengan kata lain, inilah kira-kira pesan Allah ta'ala kepada kita untuk tidak malakukan ghibah...
          "Janganlah mengghibah!" Karena bagi Allah ta'ala, Sang Maha Pencipta sangatlah mudah untuk menjadikan ciptaan-Nya (manusia) menjadi baik dan bahkan tanpa cela sekalipun. Tapi Allah ta'ala hendak menguji hamba-hamba-Nya, apakah kita mau bertaqwa kepada-Nya atau tidak..?

          Baca juga:
          Seorang Mukmin bukanlah Pencela dan Pelaknat
          Diam adalah Perak (bukan Emas)!
          Jin dan Manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya 

          29.3.12

          Dzun Tiqom

          (Maha Pembalas Dosa)

          Saudaraku…

          Salah satu sifat Allah subhanahu wa ta ‘ala yang sangat indah dan penuh hikmah adalah dzun tiqom. Artinya Allah subhanahu wa ta ‘ala Maha Pembalas Dosa atau Maha Menghukum yang bersalah. Di satu pihak, Allah Maha Mengasihi, Maha Mengampuni, mau dan bisa mengampuni. Tetapi karena hikmah yang besar, Dia juga tidak bisa begitu saja mengampuni, karena terkait dengan Maha Adil-Nya yang harus menghukum seorang pendosa.

          Allah subhanahu wa ta ‘ala akan membalas semua keburukan dengan seadil-adilnya. Tidak ada yang bisa menolak, membantah ataupun lolos bila Allah subhanahu wa ta ‘ala sudah menetapkan hukuman kepada manusia. Setitik dosa pasti ada pertanggung-jawabnya.

          Allah subhanahu wa ta ‘ala berfirman: “Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.” (QS Az-Zalzalah, 8)

          Ilmu Allah subhanahu wa ta ‘ala meliputi segala sesuatu, sekecil apapun itu.

          (Luqman berkata:) “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS Luqman, 16)

          Kita harus selalu waspada terhadap rayuan yang mengajak dan mempengaruhi manusia melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Apa yang dilakukan manusia, sejak dari yang besar sampai yang sekecil-kecilnya, yang nampak dan yang tidak nampak, yang terlihat dan yang tersembunyi, baik di langit maupun di bumi, pasti diketahui Allah. Karena itu Allah pasti akan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan manusia itu; perbuatan baik akan dibalasi dengan surga yang penuh kenikmatan, sedang perbuatan jahat dan dosa akan dibalas dengan neraka yang menyala-nyala. Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu yang tidak ada sedikitpun yang luput dari pengetahuan-Nya.

          Hati-hatilah wahai saudaraku…

          Jika kita sudah merasa nikmat dengan berbuat dosa baik dengan meninggalkan kewajiban atau dengan melakukan larangan-larangan yang Allah haramkan, maka sesungguhnya itu adalah tipu daya setan yang membuat keburukan menjadi indah. Sehingga kita terkurung dalam lingkaran setan tanpa berkeinginan untuk keluar. Ia adalah kenikmatan semu yang bersumber dari hawa nafsu. Nafsu yang sudah akrab dengan dosa, akan mendorong kepada keburukan (ammaratun bissu). Di saat kita berbuat dosa maka nafsu mendorong kita untuk terus menambah dan memperbanyak dosa, karena ia tidak akan pernah merasa puas, ibarat meminum air laut, semakin diminum akan semakin haus.

          Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan kondisi hawa nafsu manusia yang tidak pernah merasa puas dengan sabdanya, “Seandainya anak cucu Adam diberikan sebuah lembah yang berisi emas, niscaya dia akan berharap untuk mendapatkan lembah emas yang kedua , dan tidak ada yang bisa menyumpal mulutnya selain tanah kuburan (dia akan terus menjadi tamak hingga dia mati).” (HR Ibnu Majah)

          Di saat nafsu kita terus berkobar, pada saat yang sama justru hati nurani kita semakin tertutupi dan merasakan kegersangan, bahkan hidup terasa sempit dan hampa. Hati nurani kita tertutupi oleh noda-noda dosa yang kelam, karena setiap satu dosa yang dilakukan ia menjadi satu titik hitam di hati kita.

          Hentikanlah dosa sekarang juga! Sebab, timbangan untuk menimbang dosa pun sangat detail dan sangat tepat.

          Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun.” (QS Al Anbiya, 47)

          Allah subhanahu wa ta’ala menyebut Dirinya sebagai syadidul iqob (keras siksanya). Balasan-Nya bisa menimpa di dua negeri, dunia maupun akhirat.

          Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Al Baqoroh, 201)

          Dikutip dari Kartu Dakwah seri ke-28 terbitan HASMI (Radio Fajri FM) Bogor.

          23.3.12

          Menghindari Syubhat


          Suatu waktu Bisyr berdagang ke Negeri Mesir dengan membawa 80 potong kain sutera. Semua barang dagangan Bisyr didapati dari Imam Abu Hanifah. Di antara 80 potong kain sutra itu ternyata ada 1 potong kain yang cacat. Hal itu oleh Abu Hanifah diberitahukan kepada Bisyr agar dikatakan terus terang kepada calon pembelinya.

          Di Mesir, barang dagangan Bisyr habis terjual, tanpa kecuali sepotong kain sutera yang cacat tersebut. Imam Abu Hanifah tentu saja sangat senang menerima laporan dan setoran uang hasil penjualan dagangannya. Namun, tiba-tiba Abu Hanifah menjadi sedih, ketika mengetahui bahwa sepotong kain yang cacat itu ikut terjual tanpa diberi tahu keadaan kain itu sebenarnya kepada si pembeli. Dan kain yang cacat itu terjual dengan harga yang biasa. Bisyr pun berkata, “Maaf, Aku telah lupa mengatakannya, Abu Hanifah.”

          Abu Hanifah sangat menyesal mendengar laporan Bisyr tersebut. Dia menyesal karena rezeki yang diterimanya itu menjadi syubhat sebab Bisyr lupa mengatakan keadaan sebenarnya mengenai kain sutera cacat yang dijual.

          Akhirnya, Imam Abu Hanifah membagi-bagikan uang 1.000 dinar hasil penjualan kepada fakir miskin, karena Imam Hanifah tidak mau rezekinya yang halal tercampur dengan barang yang syubhat.

          Begitu indah teladan Imam Abu Hanifah tersebut. Dari kisah tersebut Sang Imam mengajarkan kita untuk selalu jujur pada transaksi bisnis dan menghindari syubhat. Rasulullah SAW telah bersabda, “Sesungguhnya yang halal sudah jelas dan yang haram sudah jelas, di antara keduanya ada perkara syubhat yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barang siapa berhati-hati dengan yang syubhat, ia telah memelihara agama dan kehormatannya. Barang siapa yang terjatuh pada syubhat, maka ia telah terjerumus pada yang haram”. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari An-Nu’man bin Basyir.

          Dalam hadis tersebut Rasulullah SAW menganjurkan umatnya menghindari perkara syubhat, karena dikhawatirkan terjebak dan berpotensi masuk ke dalam perbuatan haram. Syubhat dihindari agar dapat menjaga kehormatan dirinya.

          Sabda Nabi Muhammad SAW tersebut merupakan peringatan bagi umat untuk berhati-hati dalam masalah halal dan haram, serta sesuatu yang tidak jelas (syubhat) antara halal dan haram. Perihal syubhat tersebut bisa terkait makanan yang dikonsumsi, nafkah kepada keluarga, rezeki yang didapat, maupun hal lain yang terkait dengan hidup keseharian manusia.

          Kir atau kalibrasi perlu untuk menghindari syubhat! ..."Bang beli jeruk 1 kg!"

          Syubhat dalam Islam harus dihindari karena secara umum perkara yang samar-samar menimbulkan keraguan. Oleh sebab itu, meninggalkan segala sesuatu yang meragukan merupakan perbuatan mulia.

          Dari hadis riwayat Imam Muslim di atas, tersurat bahwa dengan menghindari perkara syubhat akan memberi dampak pada akhlak manusia. Dengan menghindari syubhat di akhirat ia akan menghindari manusia dari neraka dengan segala siksanya. Karena dengan menghindari syubhat manusia terhindar dari menzalimi dirinya dan manusia lainnya.

          Islam mengharamkan merugikan orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ibnu Majah yang bersumber dari Ubadah bin Ash-Shamit, “Tidak boleh merugikan dan dirugikan.

          Semoga bermanfaat!

          Wa Allahu a'lam.
          (Muhammad Arif Fadhillah Lubis, SHI, MSI)
           http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=15822:menghindari-syubhat-&catid=80:lentera&Itemid=251

          Baca juga:Penyakit Syubhat & Syahwat





          Dari YouTube...
          Dari sebuah Debat... "Siapakah Yesus... Tuhan atau Nabi?"


          Lihat langsung di YouTuberuth...

          16.3.12

          Akhlaqul Karimah

          (Budi pekerti yang baik)

          Berakhlaqul karimah!


          Karena kita tidak sendirian...

          Jika kalian sedang bertiga, maka janganlah dua orang berbisik tanpa (mengikutkan) seorang yang lain, sehingga kalian membaur dalam pergaulan dengan manusia, sebab yang demikian itu akan membuatnya sedih.” (HR Bukhari)

          .., jika engkau memasak makanan berkuah, perbanyak airnya, lalu bagi-bagikan ke tetanggamu!” (HR Muslim)

          “Bukanlah seseorang yang sempurna imannya orang yang kenyang sementara tetangganya dalam keadaan lapar.” (HR Bukhari)

          “Demi Allah tidak beriman! Demi Allah tidak beriman! Demi Allah tidak beriman!” Beliau pun ditanya, 'Siapa, wahai Rasulullah?' Jawab beliau, 'Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.'" (HR Bukhari & Muslim)

          Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat (aman) dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Muslim)

          “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (QS An-Nur: 27)

          Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.” (QS Al-Maaidah: 8)

          dan bahkan kepada hewan pun...

          “Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, dan apabila kalian menyembelih, maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih. (Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelihnya.” (HR Muslim)

          “Ketika kamu melakukan perjalanan melalui sebuah daerah yang subur, maka perlambatlah agar unta-untamu sempat makan rumput. Dan jika kamu melewati sebuah wilayah yang tandus dan kering, percepatlah langkahmu untuk menyedikitkan rasa lapar yang menimpa binatang-binatang itu.” (HR Muslim)

          “Suatu hari kami bepergian bersama Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Di tengah perjalanan, beliau memisahkan diri untuk menunaikan hajat. Saat itu kami melihat induk burung bersama kedua anaknya yang masih kecil. Maka kami mengambil dua anak burung itu. Induk burung pun mengepak-epakkan sayapnya gelisah. Manakala Nabi shallallahu’alaihiwasallam datang beliau bertanya, “Siapa yang menyakiti burung ini (dengan mengambil) anaknya? Kembalikan anaknya kepada sang induk!”. Beliau juga melihat ada perkampungan sarang semut telah dibakar. Beliaupun berkata, “Siapa yang membakar ini?”. “Kami”. “Tidak pantas menyiksa dengan api kecuali Penguasa api” (HR Abu Dawud dan isnadnya dinilai sahih oleh al-Hakim)

          dan kepada saudara kita yang sedang tidak berada di sekitar kita pun...

          Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. …” (QS Al Hujurat: 12)

          “Tahukah kalian apakah ghibah itu?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui”. Beliau bersabda: “Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya (tidak disukainya)”, ditanyakan: “Bagaimana halnya jika apa yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku?” Nabi menjawab: “Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta padanya.” (HR Muslim)


          dan karena ini adalah salah satu sebab diutusnya rasulullah...

          Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR Ahmad)

          Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam manusia yang paling bagus akhlaknya.” (HR Bukhari & Muslim)

          Sungguh engkau (wahai Muhammad) berbudi pekerti (memiliki akhlak) yang agung.” (QS Al-Qalam: 4)

          sehingga...

          Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR At-Tirmidzi)

          Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak di hari kiamat daripada budi pekerti (akhlak) yang baik. Dan sungguh Allah membenci orang yang suka berkata keji, berucap kotor(jelek).” (HR At-Tirmidzi)

          “Rasulullah ditanya tentang perkara apa yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga. Beliau menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan budi pekerti (akhlak) yang baik.’ Ketika ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, beliau jawab, ‘Mulut dan kemaluan’.” (HR Bukhari)

          Dalam riwayat lain Rasulullah bahkan memberikan jaminan atau garansi...
          Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya (lisan) & apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin untuknya surga.” (HR Bukhari)

          dst... dst...

          Baca juga:
          Islam Agama Kasih Sayang
          Tauhid & Aqidah, Definisi dan Cakupan Bahasannya


          Kotretan...
          Qualitas AKHLAQ terhadap makhluq dan Khaliq berbanding lurus dengan Qualitas AQIDAH serta TAUHID yang benar dan lurus.
          Dan semua itu bersumber dan berdasarkan pada pemahaman ILMU.

          Barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia, hendaklah dengan ilmu. Siapa yang ingin kehidupan akhirat dengan ilmu. Dan siapa yang menginginkan keduanya (dunia & akhirat) juga dengan ilmu” [HR Bukhari & Muslim]

          Kamus...
          Kejahilan artinya adalah kebodohan.

          Murni Hidayah...
          Non Muslim di Indonesia kurang tertarik dengan Al Islam karena akhlak -sebagai garda terdepan- sebagian muslim di Indonesia tidak membawa mereka untuk "mau" mempelajari Islam lebih jauh.

          21.2.12

          Meniti Jalan Meraih Kecintaan Allah, Sebuah Catatan Singkat dari Istiqlal

          10 Jalan untuk Meraih Kecintaan Allah subhanahu wata’ala...

          Oleh: Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr hafizhahullah, Masjid Istiqlal 19 Feb. 2012.


          1. Memberikan perhatian yang serius terhadap Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya.

          Apakah mereka tidak memperhatikan (mentadabburi) Al Quran? Sekiranya Al Quran itu tidak datang dari sisi Allah, maka tentulah mereka temukan banyak pertentangan di dalamnya.” Q4.82.

          2. Mengenal asma-asma Allah yang husna (baik) dan shifatnya yang tinggi/mulia. Dan Allah memiliki nama-nama yang indah, maka berdoalah dengan nama-nama itu. Orang yang paling mengenal Allah, maka dialah yang paling besar rasa takutnya pada Allah, dan paling jauh dari perbuatan maksiat.

          Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah itu hanyalah orang-orang yang berilmu.” Q35.28.

          3. Senantiasa memohon pertolongan kepada Allah dan banyak berdoa pada-Nya, dan bersungguh-sungguh meminta pada-Nya.

          Dan jika hamba-Ku bertanya padamu tentang-Ku, maka katakanlah bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan doa mereka jika mereka berdoa.” Q2.186.

          Dan do'a-do'a yang diajarkan:
          • Ya Allah aku memohon pada-Mu, kecintaan pada-Mu, kecintaan pada orang yang mencintai-Mu, dan kecintaan pada amal yang mendekatkan diri pada kecintaan-Mu.
          • Ya Allah sesungguhnya aku menzhalimi diriku dengan kezhaliman yang besar, maka ampuni aku, sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
          4. Memberikan kesungguhan dalam melaksanakan amalan-amalan wajib dari Allah. Setelah itu berusaha menundukkan hawa nafsu dan menghiasi dengan amalan-amalan sunnah.
          Dalam Hadits Qudsi, bahwa Allah mencintai seorang hamba yang melakukan amalan wajib kemudian amalan sunnah.

          5. Bersungguh-sungguh (mujahadah) menundukkan hawa nafsu untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah. Karena semua dosa dan maksiat akan menjadikan tertutupnya hati manusia, bahkan menjerumuskan ke dalam jurang kebinasaan.

          6. Selalu mendahulukan apa-apa yang dicintai Allah daripada yang kita cintai. Dan menjadikan Allah dan rasul-Nya lebih dicintai dari yang lain.

          Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”. (HR Bukhari)

          7. Bersyukur dengan merenungkan nikmat Allah yang dianugerahkan pada manusia. Allah telah memberikan apa-apa yang kalian minta. Jika kita hitung maka tidak akan terhitung banyak nikmatNya.

          8. Bergaul dengan orang-orang shalih, mereka yang bersungguh-sungguh dalam melakukan amalan yang dicintai Allah. Untuk mengambil manfaat dari nasehat mereka, amalan mereka, meneladani akhlak mereka.

          Seseorang itu agamanya sesuai dengan agama orang terdekatnya. Maka lihatlah siapa orang terdekatmu.” (HR Abu Dawud)

          9. Berusaha sungguh-sungguh untuk beribadah di sepertiga malam terakhir.

          "Allah turun ke langit dunia di sepertiga malam. Dia berfirman, Siapa yang berdoa pada-Ku, Aku kabulkan doanya, Siapa yang meminta-Ku akan Kuberi, yang memohon ampun pada-Ku, Aku ampuni dosa-dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)

          10. Terus menerus berdzikir pada Allah subhanahu wata’ala.

          "Orang-orang yang beriman yang hati mereka merasakan ketenangan dan kedamaian ketika mengingat Allah. Sesungguhnya dengan berdzikir maka hati menjadi tenang." Q13.28.


          Barangsiapa mencintai sesuatu, dia akan banyak menyebut-nyebut yang dia cintai itu.


          Demikian 10 sebab untuk meraih kecintaan Allah subhanahu wata’ala.

          Bukan berarti hanya ada 10, masih ada sebab-sebab yang lain. Hanya saja semoga 10 hal ini menjadi pengingat bagi kita.

          Dan akhir dakwah kami,  
          Segala puji bagi Rabb semesta alam, Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

          Sumber: http://alqiyamah.wordpress.com/2012/02/19/meniti-jalan-meraih-kecintaan-allah-sebuah-catatan-singkat-dari-istiqlal/#more-13196



          Syeikh Dr. Abdurrozzaq: Ukuran Keimanan bisa dilihat Shalat Subuh dan Asharnya

          Jika shalat lima waktu ringan kita kerjakan, ibadah atau amalan lainnya juga dengan sendirinya ringan dilakukan

          Hidayatullah.com—Ukuran keimanan seseorang salah satunya bisa dilihat dari pelaksanaan shalat Subuh dan shalat Ashar. Demikian disampaikan Syeikh Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al Badr, guru besar bidang akidah di Universitas Islam Madinah (UIM)

          Kalau akidahnya benar, keyakinannya benar, maka kita tidak akan melewatkan shalat Subuh dan Ashar. Amal yang paling utama dilihat dari seorang hamba adalah amalan shalatnya. Jika kalian mampu mengalahkan urusan dunia untuk shalat Subuh dan Ashar, maka itu akan meringankan pelaksanaan ibadah lainnya,” ujarnya pada Acara Tabligh Akbar “Pesona Surga”, Ahad 31 Agustus 2014 di Masjid Istiqlal, Jakarta.

          Menurut pengajar tetap di Masjid Nabawi ini, tingkatan keimanan seseorang dikaitkan dengan pelaksanaan shalat di kedua waktu tersebut merujuk pada berbagai hadits Nabi.

          Mudahnya seseorang melaksanakan shalat di kedua waktu tersebut berarti mudah juga shalat di tiga waktu lainnya.

          Jika shalat lima waktu ringan kita kerjakan, ibadah atau amalan lainnya juga dengan sendirinya ingin kita lakukan.”

          Walau masalah ini sudah banyak dikaji di berbagai majelis ilmu, ia mengingatkan jamaah untuk tidak menganggap shalat sebagai ibadah biasa.

          Menukil Surat Al-Qiyamah ayat 24, di mana menjelaskan “wajah-wajah orang kafir pada hari kiamat menjadi muram.”

          Kemudian dijelaskan penyebab kemuraman mereka karena akan tertimpa malapetaka yang sangat dahsyat. Penyebab turunnya adzab tersebut dijelaskan di ayat 31: “Karena dia (mereka dahulu) tidak mau membenarkan Al-Quran Rasul dan tidak mau shalat”.

          Syeikh menjelaskan, pahala shalat selama hidup di dunia menjadi amalan penting untuk melihat wajah Allah di hari kiamat.

          Barangsiapa ingin melihat wajah Allah maka hendaknya Ia meningkatkan amal shalihnya. Barangsiapa ingin melihat wajah Allah, jangan lupa berdoa. Dan barangsiapa mendahulukan dunia, begadang dan akhirnya melewatkan shalat Subuh dan Ashar, maka Ia tidak akan melihat wajah Allah,” “ucapnya tandas.

          Sebab, untuk melihat wajah Allah, adalah suatu kenikmatan tiada tara bagi orang-orang beriman.*


          Baca juga: My First Love | Mereka yang Dicintai Allah | Do'a Nabi Daud as Memohon Cinta Allah | 3 Amalan Utama dan Dicintai Allah |