10 Jalan untuk Meraih Kecintaan Allah subhanahu wata’ala...
Oleh: Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr hafizhahullah, Masjid Istiqlal 19 Feb. 2012.
“Apakah mereka tidak memperhatikan (mentadabburi) Al Quran? Sekiranya Al Quran itu tidak datang dari sisi Allah, maka tentulah mereka temukan banyak pertentangan di dalamnya.” Q4.82.
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah itu hanyalah orang-orang yang berilmu.” Q35.28.
“Dan jika hamba-Ku bertanya padamu tentang-Ku, maka katakanlah bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan doa mereka jika mereka berdoa.” Q2.186.
Dan do'a-do'a yang diajarkan:
Dalam Hadits Qudsi, bahwa Allah mencintai seorang hamba yang melakukan amalan wajib kemudian amalan sunnah.
“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”. (HR Bukhari)
“Seseorang itu agamanya sesuai dengan agama orang terdekatnya. Maka lihatlah siapa orang terdekatmu.” (HR Abu Dawud)
"Allah turun ke langit dunia di sepertiga malam. Dia berfirman, Siapa yang berdoa pada-Ku, Aku kabulkan doanya, Siapa yang meminta-Ku akan Kuberi, yang memohon ampun pada-Ku, Aku ampuni dosa-dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)
"Orang-orang yang beriman yang hati mereka merasakan ketenangan dan kedamaian ketika mengingat Allah. Sesungguhnya dengan berdzikir maka hati menjadi tenang." Q13.28.
Demikian 10 sebab untuk meraih kecintaan Allah subhanahu wata’ala.
Bukan berarti hanya ada 10, masih ada sebab-sebab yang lain. Hanya saja semoga 10 hal ini menjadi pengingat bagi kita.
Dan akhir dakwah kami,
Segala puji bagi Rabb semesta alam, Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Sumber: http://alqiyamah.wordpress.com/2012/02/19/meniti-jalan-meraih-kecintaan-allah-sebuah-catatan-singkat-dari-istiqlal/#more-13196
Syeikh Dr. Abdurrozzaq: Ukuran Keimanan bisa dilihat Shalat Subuh dan Asharnya
“Jika shalat lima waktu ringan kita kerjakan, ibadah atau amalan lainnya juga dengan sendirinya ringan dilakukan”
Hidayatullah.com—Ukuran keimanan seseorang salah satunya bisa dilihat dari pelaksanaan shalat Subuh dan shalat Ashar. Demikian disampaikan Syeikh Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al Badr, guru besar bidang akidah di Universitas Islam Madinah (UIM)
“Kalau akidahnya benar, keyakinannya benar, maka kita tidak akan melewatkan shalat Subuh dan Ashar. Amal yang paling utama dilihat dari seorang hamba adalah amalan shalatnya. Jika kalian mampu mengalahkan urusan dunia untuk shalat Subuh dan Ashar, maka itu akan meringankan pelaksanaan ibadah lainnya,” ujarnya pada Acara Tabligh Akbar “Pesona Surga”, Ahad 31 Agustus 2014 di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Menurut pengajar tetap di Masjid Nabawi ini, tingkatan keimanan seseorang dikaitkan dengan pelaksanaan shalat di kedua waktu tersebut merujuk pada berbagai hadits Nabi.
Mudahnya seseorang melaksanakan shalat di kedua waktu tersebut berarti mudah juga shalat di tiga waktu lainnya.
“Jika shalat lima waktu ringan kita kerjakan, ibadah atau amalan lainnya juga dengan sendirinya ingin kita lakukan.”
Walau masalah ini sudah banyak dikaji di berbagai majelis ilmu, ia mengingatkan jamaah untuk tidak menganggap shalat sebagai ibadah biasa.
Menukil Surat Al-Qiyamah ayat 24, di mana menjelaskan “wajah-wajah orang kafir pada hari kiamat menjadi muram.”
Kemudian dijelaskan penyebab kemuraman mereka karena akan tertimpa malapetaka yang sangat dahsyat. Penyebab turunnya adzab tersebut dijelaskan di ayat 31: “Karena dia (mereka dahulu) tidak mau membenarkan Al-Quran Rasul dan tidak mau shalat”.
Syeikh menjelaskan, pahala shalat selama hidup di dunia menjadi amalan penting untuk melihat wajah Allah di hari kiamat.
“Barangsiapa ingin melihat wajah Allah maka hendaknya Ia meningkatkan amal shalihnya. Barangsiapa ingin melihat wajah Allah, jangan lupa berdoa. Dan barangsiapa mendahulukan dunia, begadang dan akhirnya melewatkan shalat Subuh dan Ashar, maka Ia tidak akan melihat wajah Allah,” “ucapnya tandas.
Sebab, untuk melihat wajah Allah, adalah suatu kenikmatan tiada tara bagi orang-orang beriman.*
Baca juga: My First Love | Mereka yang Dicintai Allah | Do'a Nabi Daud as Memohon Cinta Allah | 3 Amalan Utama dan Dicintai Allah |
Oleh: Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr hafizhahullah, Masjid Istiqlal 19 Feb. 2012.
1. Memberikan perhatian yang serius terhadap Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya.
“Apakah mereka tidak memperhatikan (mentadabburi) Al Quran? Sekiranya Al Quran itu tidak datang dari sisi Allah, maka tentulah mereka temukan banyak pertentangan di dalamnya.” Q4.82.
2. Mengenal asma-asma Allah yang husna (baik) dan shifatnya yang tinggi/mulia. Dan Allah memiliki nama-nama yang indah, maka berdoalah dengan nama-nama itu. Orang yang paling mengenal Allah, maka dialah yang paling besar rasa takutnya pada Allah, dan paling jauh dari perbuatan maksiat.
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah itu hanyalah orang-orang yang berilmu.” Q35.28.
3. Senantiasa memohon pertolongan kepada Allah dan banyak berdoa pada-Nya, dan bersungguh-sungguh meminta pada-Nya.
“Dan jika hamba-Ku bertanya padamu tentang-Ku, maka katakanlah bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan doa mereka jika mereka berdoa.” Q2.186.
Dan do'a-do'a yang diajarkan:
- “Ya Allah aku memohon pada-Mu, kecintaan pada-Mu, kecintaan pada orang yang mencintai-Mu, dan kecintaan pada amal yang mendekatkan diri pada kecintaan-Mu.”
- “Ya Allah sesungguhnya aku menzhalimi diriku dengan kezhaliman yang besar, maka ampuni aku, sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dalam Hadits Qudsi, bahwa Allah mencintai seorang hamba yang melakukan amalan wajib kemudian amalan sunnah.
5. Bersungguh-sungguh (mujahadah) menundukkan hawa nafsu untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah. Karena semua dosa dan maksiat akan menjadikan tertutupnya hati manusia, bahkan menjerumuskan ke dalam jurang kebinasaan.
6. Selalu mendahulukan apa-apa yang dicintai Allah daripada yang kita cintai. Dan menjadikan Allah dan rasul-Nya lebih dicintai dari yang lain.
“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”. (HR Bukhari)
7. Bersyukur dengan merenungkan nikmat Allah yang dianugerahkan pada manusia. Allah telah memberikan apa-apa yang kalian minta. Jika kita hitung maka tidak akan terhitung banyak nikmatNya.
8. Bergaul dengan orang-orang shalih, mereka yang bersungguh-sungguh dalam melakukan amalan yang dicintai Allah. Untuk mengambil manfaat dari nasehat mereka, amalan mereka, meneladani akhlak mereka.
“Seseorang itu agamanya sesuai dengan agama orang terdekatnya. Maka lihatlah siapa orang terdekatmu.” (HR Abu Dawud)
9. Berusaha sungguh-sungguh untuk beribadah di sepertiga malam terakhir.
"Allah turun ke langit dunia di sepertiga malam. Dia berfirman, Siapa yang berdoa pada-Ku, Aku kabulkan doanya, Siapa yang meminta-Ku akan Kuberi, yang memohon ampun pada-Ku, Aku ampuni dosa-dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)
10. Terus menerus berdzikir pada Allah subhanahu wata’ala.
"Orang-orang yang beriman yang hati mereka merasakan ketenangan dan kedamaian ketika mengingat Allah. Sesungguhnya dengan berdzikir maka hati menjadi tenang." Q13.28.
Barangsiapa mencintai sesuatu, dia akan banyak menyebut-nyebut yang dia cintai itu.
Demikian 10 sebab untuk meraih kecintaan Allah subhanahu wata’ala.
Bukan berarti hanya ada 10, masih ada sebab-sebab yang lain. Hanya saja semoga 10 hal ini menjadi pengingat bagi kita.
Dan akhir dakwah kami,
Segala puji bagi Rabb semesta alam, Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Sumber: http://alqiyamah.wordpress.com/2012/02/19/meniti-jalan-meraih-kecintaan-allah-sebuah-catatan-singkat-dari-istiqlal/#more-13196
Syeikh Dr. Abdurrozzaq: Ukuran Keimanan bisa dilihat Shalat Subuh dan Asharnya
“Jika shalat lima waktu ringan kita kerjakan, ibadah atau amalan lainnya juga dengan sendirinya ringan dilakukan”
Hidayatullah.com—Ukuran keimanan seseorang salah satunya bisa dilihat dari pelaksanaan shalat Subuh dan shalat Ashar. Demikian disampaikan Syeikh Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al Badr, guru besar bidang akidah di Universitas Islam Madinah (UIM)
“Kalau akidahnya benar, keyakinannya benar, maka kita tidak akan melewatkan shalat Subuh dan Ashar. Amal yang paling utama dilihat dari seorang hamba adalah amalan shalatnya. Jika kalian mampu mengalahkan urusan dunia untuk shalat Subuh dan Ashar, maka itu akan meringankan pelaksanaan ibadah lainnya,” ujarnya pada Acara Tabligh Akbar “Pesona Surga”, Ahad 31 Agustus 2014 di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Menurut pengajar tetap di Masjid Nabawi ini, tingkatan keimanan seseorang dikaitkan dengan pelaksanaan shalat di kedua waktu tersebut merujuk pada berbagai hadits Nabi.
Mudahnya seseorang melaksanakan shalat di kedua waktu tersebut berarti mudah juga shalat di tiga waktu lainnya.
“Jika shalat lima waktu ringan kita kerjakan, ibadah atau amalan lainnya juga dengan sendirinya ingin kita lakukan.”
Walau masalah ini sudah banyak dikaji di berbagai majelis ilmu, ia mengingatkan jamaah untuk tidak menganggap shalat sebagai ibadah biasa.
Menukil Surat Al-Qiyamah ayat 24, di mana menjelaskan “wajah-wajah orang kafir pada hari kiamat menjadi muram.”
Kemudian dijelaskan penyebab kemuraman mereka karena akan tertimpa malapetaka yang sangat dahsyat. Penyebab turunnya adzab tersebut dijelaskan di ayat 31: “Karena dia (mereka dahulu) tidak mau membenarkan Al-Quran Rasul dan tidak mau shalat”.
Syeikh menjelaskan, pahala shalat selama hidup di dunia menjadi amalan penting untuk melihat wajah Allah di hari kiamat.
“Barangsiapa ingin melihat wajah Allah maka hendaknya Ia meningkatkan amal shalihnya. Barangsiapa ingin melihat wajah Allah, jangan lupa berdoa. Dan barangsiapa mendahulukan dunia, begadang dan akhirnya melewatkan shalat Subuh dan Ashar, maka Ia tidak akan melihat wajah Allah,” “ucapnya tandas.
Sebab, untuk melihat wajah Allah, adalah suatu kenikmatan tiada tara bagi orang-orang beriman.*
Baca juga: My First Love | Mereka yang Dicintai Allah | Do'a Nabi Daud as Memohon Cinta Allah | 3 Amalan Utama dan Dicintai Allah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar