9.4.20

SideBar

Assalaamu'alaikum...

"Sebaik-baik dzikir adalah (membaca) lâ ilâha illallâh. Dan sebaik-baik do'a yaitu alhamdulillâh" (HR Bukhari)
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
...Ya Allah Yang Maha Mendengar & Maha Melihat... Bahagiakanlah hati saudara-saudara kami yang ada di Palestina, Suriah, Rohingya & di seluruh permukaan bumi ini... cukupkanlah ketergantungan mereka hanya kepada-Mu..! Gembirakanlah jiwa-jiwa mereka dengan harapan kepada-Mu... harapan untuk menjadi saksi (syahid) atas ke-Esa-an dan ke-Agung-an Mu! Karena Kau-lah yang menggenggam hati dan jiwa-jiwa kami... 

Aamiin yaa Rabbal 'alamiin!
Al QURAN

Cari dalam Al Quran...
Kata:

Unduh "Terjemahan Al Quran"


MUST READ!


► Cari di /kangarul


Afalaa tadzakkaruun..?
Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
Afalaa ta'qiluun..?
Apakah kamu tidak memikirkannya?
Afalaa tatafakkaruun..?
Apakah kamu tidak mentafakurinya?

...dan ingatlah ini Q43.36!

Iklans...


23.5.16

Jadilah Engkau di Dunia Seperti Seorang Asing atau Musafir!


مَا لِي وَلِلدُّنْيَا ؟ مَا أَنَا في الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

Ada apa antara aku dengan dunia ini? Tidaklah aku berada di dunia ini kecuali bagaikan seorang pengendara/penempuh perjalanan yang berteduh di bawah sebuah pohon. Kemudian dia beristirahat sejenak di sana lalu meninggalkannya” (HR Tirmidzi)

وعن ابن عمر – رضي الله عنهما- قال: أخذ رسول الله صلى الله عليه و سلم بمنكبي فقال: كن في الدنيا كأنك غريب، أو عابر سبيل وكان ابن عمر – رضي الله عنهما – يقول: إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك. رواه البخاري.

Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafi!” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR Bukhari)

Q57.20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Sebuah Syair...
Aku telah berusaha menjadi orang kaya dengan banyak mengumpulkan harta yang ada di luar sana, tapi ternyata kekayaan itu aku dapati ada di dalam hati yang mencukupkan dengan apa yang ada.

Aku telah berusaha mencari suasana senang dan santai dengan memiliki banyak fasilitas, tapi ternyata perasaan santai itu justru aku dapati setelah aku tidak memiliki apa-apa.

Aku telah berusaha mencari kenikmatan dengan memakan makanan yang enak-enak, tapi kemudian ternyata kenikmatan itu aku dapati pada badan yang sehat.

Aku telah mengejar rezeki di muka bumi, tapi ternyata rezeki itu kudapati ada di langit.
Kata Seorang Ulama...
"Dunia adalah Jembatan menuju Akhirat. Oleh karena itu seberangilah ia dan jangan Anda jadikan sebagai tujuan. Tidaklah berakal orang yang membangun gedung-gedung di atas Jembatan." (Yahya bin Muadz)

Bacha Zuga?

23.4.16

Bercanda & Tertawa?

Oleh Sa'id Yai Ardiansyah, Lc.,M.A.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan beberapa nasihat kepada Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, di antara nasihat tersebut adalah...
Janganlah banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati.1
Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah bercanda & tertawa? Banyak hadits yang menunjukkan bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bercanda & tertawa, di antaranya adalah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dalam hadits qudsi yang agak panjang...
Allah ta’ala berkata kepada anak adam: “Wahai anak adam! Saya tidak akan menghalangi apa yang engkau inginkan. Apakah engkau ridha jika saya berikan kepada engkau dunia dan ditambah dengan yang semisalnya?“ Anak Adam itu pun berkata: “Wahai Rabb-ku! Apakah Engkau mengejekku, sedangkan Engkau adalah Rabb alam semesta?” Kemudian Ibnu Mas’ud pun tertawa dan berkata, “Mengapa kalian tidak bertanya kepadaku, mengapa aku tertawa?” Murid-murid Ibnu Mas’ud pun bertanya, “Mengapa engkau tertawa?” Beliau menjawab, “Seperti inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa. Para sahabat pun bertanya kepada Rasulullah, ‘Mengapa engkau tertawa, ya Rasulullah?’ Beliau pun menjawab: ‘Karena tawanya Rabb alam semesta ketika dia (anak adam) berkata: Apakah Engkau mengejekku sedangkan Engkau adalah Rabb alam semesta?’ Kemudian Allah berkata, ‘Sesungguhnya Aku tidak mengejekmu, tetapi semua yang Aku inginkan Aku mampu.’.”2

CANDA RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bercanda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu...
Para shahabat pernah berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ya Rasulullah! Sesungguhnya engkau sering mencandai kami.” Beliau pun berkata: “Sesungguhnya saya tidaklah berkata kecuali yang haq (benar).3
Di antara canda-canda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tercantum pada dua hadits berikut:
Diriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu bahwasanya seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia pun berkata, “Ya Rasulullah! Angkatlah saya (ke atas onta)!” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, “Sesungguhnya kami akan mengangkatmu ke atas anak onta.” Lelaki itu pun berkata, “Apa yang saya lakukan dengan seekor anak onta?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankan onta-onta perempuan melahirkan onta-onta?4
Beliau mencandai orang tersebut dengan menyebut ontanya dengan anak onta. Orang tersebut memahami perkataan beliau sesuai zahirnya, tetapi bukankah semua onta yang ada adalah anak-anak dari ibu onta?
Diriwayatkan dari Al-Hasan radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Seorang nenek tua mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nenek itu pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar Dia memasukkanku ke dalam surga!’ Beliau pun mengatakan, ‘Wahai Ibu si Anu! Sesungguhnya surga tidak dimasuki oleh nenek tua.’ Nenek tua itu pun pergi sambil menangis. Beliau pun mengatakan, ‘Kabarkanlah kepadanya bahwasanya wanita tersebut tidak akan masuk surga dalam keadaan seperti nenek tua. Sesungguhnya Allah ta’ala mengatakan: (35) Sesungguhnya kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung. (36) Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. (37) Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS Al-Waqi’ah)5
Jika kita perhatikan hadits–hadits di atas, maka kita akan mendapatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bercanda pada beberapa keadaan tertentu, tetapi canda Beliau selalu dalam koridor kebenaran & tidak mengandung unsur kedustaan.

Orang yang terlalu serius dan selalu terlihat tegang dan kaku, kehidupannya akan terasa sangat penat dan suntuk. Orang jenis ini seharusnya memasukkan canda di dalam hidupnya sehingga terhindar dari pengaruh buruk tersebut. Sebaliknya orang yang terlalu sering bercanda, maka sebaiknya dia belajar untuk dapat melatih lisannya agar bisa terbiasa diam dan hanya berbicara pada hal-hal yang bermanfaat saja.

Seorang penyair terkenal, Abul-Fath Al-Busti 6 rahimahullah pernah mengatakan...
Berikanlah istirahat pada tabiat kerasmu yang serius
Dirilekskan dulu dan hiasilah dengan sedikit canda
Tetapi jika engkau berikan canda kepadanya, jadikanlah ia
Seperti kadar engkau memasukkan garam pada makanan
Layaknya makanan, apabila tidak diberi garam maka dia akan terasa hambar. Akan tetapi, jika terlalu banyak diberikan garam, maka tidak akan enak untuk dimakan. Sesuatu yang berlebih-lebihan, kebanyakan akan membawa dampak buruk. Sama halnya dengan bercanda dan tertawa. Apabila terlalu sering bercanda dan tertawa, maka akan mengakibatkan banyak keburukan.


KEBURUKAN AKIBAT SERING BERCANDA & TERTAWA
  1. Hatinya menjadi mati, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika hati seseorang mati, maka akan berakibat buruk baginya, di antaranya: Bermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan, serta meremehkan suatu kemaksiatan, tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan, tidak terpengaruh hatinya dengan berbagai ujian, musibah dan cobaan yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allah, bertambahnya kecintaannya terhadap dunia dan mendahulukannya atas akhirat, tidak tenang hatinya dan selalu merasa gundah, bertambahnya dan meningkatnya kemaksiatan yang dilakukannya, tidak mengenal atau tidak membedakan perbuatan ma’ruf dan munkar dll.7
  2. Menyibukkan diri sehingga tidak mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan tidak memiliki wibawa. Oleh karena itu Imam Al-Mawardi pernah mengatakan: "...Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang penting. Dan orang yang banyak melakukannya, tidak akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki kedudukan dan martabat." 8
  3. Menimbulkan permusuhan secara tidak sengaja dan lain-lain.

ADAB BERCANDA
  1. Tidak boleh "mengarang cerita" atau DUSTA di dalam canda tersebut.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berdusta agar suatu kaum tertawa karenanya. Kecelakaan untuknya. Kecelakaan untuknya.9

    Di zaman sekarang ini, banyak orang yang bekerja sebagai pelawak. Kebanyakan mereka tidak bisa menjaga lisannya dari kedustaan. Oleh karena itu, sebaiknya mereka segera mencari pekerjaan lain yang benar-benar terhindar dari hal yang diharamkan. Begitu pula kepada para muballigh yang gemar membuat orang tertawa, sudah sepantasnya isi ceramahnya jangan mengada-ada, harus ilmiah dan memiliki rujukan yang bisa dipertanggungjawabkan.

  2. Tidak boleh ada unsur penghinaan atau pelecehan terhadap agama Islam.

    “(65) Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (66) Tidak usah kamu minta maaf, Karena kamu kafir sesudah beriman. jika kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS At-Taubah 65-66)

    Di zaman sekarang ini, banyak orang yang suka mengejek ajaran agama Islam dan menjadikannya sebagai bahan lelucon. Sebagai contoh: penghinaan terhadap jenggot dan mengatakan orang yang memanjangkan jenggotnya seperti kambing, penghinaan terhadap jilbab dan mengatakan itu hanya pakaian orang gurun, penghinaan terhadap cadar dan mengatakan bahwa itu ciri-ciri teroris, penghinaan terhadap orang yang tidak isbal (mengenakan kain di bawah mata kaki) dan mengatakan bahwa orang itu kebanjiran dan lain-lain.

    Berdasarkan ayat di atas orang yang menghina ajaran Islam terancam untuk keluar dari agama Islam, disadari maupun tidak. Oleh karena itu, jangan sampai kita menganggap remeh permasalahan-permasalahan seperti ini.

  3. Tidak boleh ada unsur GHIBAH dan peremehan terhadap seseorang, suku atau bangsa tertentu.

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiridan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. (QS Al-Hujurat 11)

  4. Tidak boleh mengambil barang orang lain, meskipun bercanda.

    Tidak boleh seorang dari kalian mengambil barang saudaranya, baik bercanda maupun serius.”10
     
    Meskipun bercanda, mengambil barang teman dengan tujuan menyembunyikan dan membuat dia bingung, hal tersebut tidak diperkenankan di dalam agama Islam.

  5. Tidak boleh menakut-nakuti orang lain.

    Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.11
     
  6. Tidak boleh menghabiskan waktu hanya untuk bercanda.

    Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan yang tidak bermanfaat baginya.”12
     
  7. Tidak boleh berbicara atau melakukan hal-hal yang melanggar syariat, seperti: menyebutkan ciri-ciri wanita yang tidak halal baginya kepada orang lain, menipu, melaknat dll.
Demikianlah beberapa penjelasan tentang bercanda dan tertawa, mudah-mudahan kita semua dapat mengambil manfaat darinya dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Aamiin!


Daftar Pustaka
  1. Adabud-Dunya wad-Din. ‘Ali bin Muhammad bin Habib Al-Mawardi. Tahqiq: Muhammad Karim Rajih. Dar Iqra’.
  2. Al-Bidayah wan-Nihayah. Abul-Fida’ Isma’il bin’Umar bin Katsir. Tahqiq: ‘Ali Syairi. Dar Ihya’ At-Turats Al-‘Arabi.
  3. Dzammu Qaswatil-Qalb. Al-Hâfidzh Ibnu Rajab Al-Hanbali dan Muqaddimah muhaqqiq-nya, Abu Maryam Thâriq bin ‘Âtif hijâzi. Dâr Ibni Rajab.
  4. Dzammul-Hawa. ‘Abdurrahmân bin Abil-Hasan Al-Jauzi. Tahqiq: Mushthafa ‘Abdul-Wahid.
  5. Al-Maraah fil-mizaah. Abul-Barakaat Badruddin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazi. Tahqiq: Bassam bin ‘Abdil-Wahhab Al-Jabi. Dar Ibni Hazm.
  6. Walaa tuktsiridh-dhahik, fainna katsratadh-dhahik tumitul-qalba. Dr. Badr bin ‘Abdil-Hamid. (http://www.saaid.net/Doat/hamesabadr/26.htm)
  7. Dan lain-lain, sebagian besar tercantum pada footnotes.

1 HR At-Tirmidzi no. 2305. Syaikh Al-Albani berkata, “Hasan.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi.)
2 HR Muslim no. 310.
3 HR At-Tirmidzi no. 1990. Syaikh Al-Albani berkata, “Shahih.” (Ash-Shahihah IV/304).
4 HR Abu Dawud no. 5000 dan At-Tirmidzi no. 1991. Syaikh Al-Albani berkata, “Shahih.” (Shahih Sunan Abi Dawud dan Shahih Sunan At-Tirimidzi).
5 HR At-Tirmidzi dalam Syamaa-il-Muhammadiyah no. 240. Syaikh Al-Albani berkata, “Hasan.” (Mukhtashar Syamaa-il dan Ash-Shahiihah no. 2987).
6 Adabud-Dunya wad-Din hal. 319 dan Al-Bidayah wan-Nihayah (XI/316)
7 Lihat: Hinanya Hati Yang Keras. Said Yai. Majalah As-Sunnah.
8 Adabud-Dunya wad-Din hal.321.
9 HR Abu Dawud no. 4990. Syaikh Al-Albani berkata, “Hasan.” (Shahih Targhib wat-Tarhiib no. 2944).
10 HR Abu Dawud no. 5003. Syaikh Al-Albani berkata, “Hasan.” (Shahih Sunan Abi Dawud)
11 HR Abu Dawud no. 5004, . Syaikh Al-Albani berkata, “Shahih.” (Shahih Sunan Abi Dawud)
12 HR At-Tirmidzi no. 2317 dan Ibnu Majah no. 3976.


Artikel muslim.or.id (edited), terkait: https://almanhaj.or.id/3108-bercanda-menurut-pandangan-islam.html

21.1.16

Highlight 0116!

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

➡ Dasar-dasar DAKWAH dan sikap Islam terhadap "lawan"...
Laa ilaah illa ALLAH
  • Q16.125. "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik!" Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
  • Q30.42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."
➡ Zakir Naik, Lebih Kristen dari Orang Kristen?
➡ Islam adalah TEROR & TERORIS?
  • Ya benar! Hanya Islam yang menjadi TEROR (Masalah & Ancaman) bagi Iblis dan Para Pengikutnya dari (syetan) golongan Manusia & Jin.
  • Ya benar! Islam adalah TERORIS karena Islam adalah Pengancam bagi mereka yang tidak mau tunduk kepada (syari'at) Allah. Islam mengancam mereka yang menolak untuk tunduk kepada Allah dengan nerakaNya.
Hanya Islam yang "peduli" sehingga menjadi TEROR & TERORIS bagi "mereka" yang "enggan"

Atheis?
Orang atheis itu percis seperti kaum Gay & Lesbi (LGBT) serta orang Kristen, Ahmadiyah & Syiah di Indonesia. Yang mereka butuhkan hanyalah PENGAKUAN & "keridhaan" manusia di sekitarnya. "Pengakuan akan penyimpangan" yang mereka tidak/belum sadari atau fahami.

Penyimpangan?
  • Ya! Atheis itu menyimpang dari sifat dasar (fitrah) manusia yang cenderung kepada kebaikan & kebenaran serta "mengakui keberadaan Sang Pencipta" yang menciptakannya.
  • Ya! Gay & Lesbi itu menyimpang dari sifat dasar (fitrah) manusia yang cenderung kepada lawan jenisnya bukan kepada sesama jenisnya.
  • Ya! Kristen yang percaya dan meyakini bahwa Tuhan itu Maha ESA tapi masih mengimani bahwa Tuhan itu bermakna lebih dari SATU dan mengimani bahwa Tuhan itu mempunyai anak.
  • ... 
  • Jejak pembangkangan dan kesombongan Iblis? Q7.12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya; Engkau ciptakan saya (Iblis) dari api sedang dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah."
Mereka yang butuh "pengakuan" para "Teroris" di Indonesia, sebagian ada di sini...
  •  ... = MetroTV = TVRI = RRI = ... "...inilah KAMI!" Mereka ingin diakui dengan warna-warni yang mereka miliki dan berada di atasnya serta menolak (enggan) untuk dibawa kepada warna yang satu yaitu cahaya Allah ta'ala yang telah menciptakan mereka semua.
Ikhlash...
Dalam al Islam ada istilah Ikhlash... yang di antara maknanya adalah "Hanya berharap & bergantung kepada keridhaan Sang Pencipta (Allah ta'ala) saja! Bukan kepada pengakuan dan kerhidaaan manusia yang telah diciptakanNya."

➡ Islam tidak Pancasila-is?
  1. Islam itu hanya beriman kepada Tuhan YME, Tuhan Yang SATU, tidak 2, tidak 3, apalagi banyak!
  2. Keadilan dalam Islam... (Q5.8) Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
  3. Islam sangat menganjurkan kepada Persatuan (ukhuwah) TAPI harus diperhatikan, ada RUMUS TUHAN terhadap manusia ciptaan-Nya yang telah diwahyukan/diberitakan kepada Rasul-Nya... “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami, kemudian Beliau bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan sesungguhnya ummat ini (Islam) akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu “al-Jama’ah.” (HR Abu Dawud)
  4. Demokrasi? Yang saya tahu, demokrasi sekarang identik dengan "Voting..." dan diperparah lagi dengan adanya istilah "Suara Rakyat adalah Suara Tuhan" :(
  5. "Pancasila adalah bagian dari nilai-nilai Islam, bukan sebaliknya!" Dulu saat sekolah di bangku SD dan SMP, tahun 1980-an, ada pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) yang menjabarkan (break-down)  nilai-nilai Pancasila menjadi (hanya) 36 poin yang disebut "Butir-butir Pancasila" Sangat-sangat sedikit sekali nilai-nilai yang dijadikan "dasar" dan Ideologi berbangsa, bernegara dst...
➡ Do'a Nabi Ibrahim a.s. serta Kekhawatiran, Harapan & Nubuat Nabi Muhammad s.a.w.
  • Anak Keturunan Nabi Ibrahim a.s. banyak yang menjadi Nabi & Abdullah, ..., Mekah & negeri yang diberkahi (Zamzam, Camel, Date, Oil, ...)
  • Sunnah yang berdasarkan wahyu... Tentang "Kemiskinan" (HR dibukakan dunia!), Umur umat Islam yang berkisar 60-70 tahun, Setiap Muslim pasti akan masuk Syurga... 
  • ...

Jadilah Pejuang Jangan Jadi Pecundang!

8.1.16

(Memahami Injil) Galatia 3:13

Galatia 3:13 
"Terkutuklah Orang yang Digantung pada Kayu Salib!"

Ref. www.sabda.org http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=gal&chapter=3&verse=13
  • TB (1974) ©: Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat q dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib! r "
  • AYT Draft: Kristus menebus kita dari kutuk Hukum Taurat dengan menjadi kutuk untuk kita. Sebab ada tertulis, “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!
  • TL (1954) ©: Maka Kristus sudah menebus kita daripada kutuk Taurat itu dengan menjadi suatu kutuk karena kita, karena ada tersurat: Bahwa terkutuklah tiap-tiap orang yang tergantung pada kayu,
  • BIS (1985) ©: Tetapi Kristus membebaskan kita dari kutukan hukum agama. Ia melakukan itu dengan membiarkan diri-Nya terkutuk karena kita. Sebab di dalam Alkitab tertulis, "Terkutuklah orang yang mati digantung di tiang kayu."
  • MILT (2008): Kristus sudah menebus kita dari kutuk torat dengan telah menjadi kutuk demi kita, sebab telah tertulis, "Terkutuklah setiap orang yang tergantung pada kayu salib."
  • Shellabear 2000 (2000): Al Masih sudah menebus kita dari laknat hukum Taurat, yaitu dengan menjadi penanggung laknat menggantikan kita — karena sudah tersurat, “Setiap orang yang digantung pada kayu salib adalah orang yang terlaknat.

Ref. www.jesoes.com http://www.jesoes.com/alkitab/gal/3/13?korean=0#13
  • (Terjemahan Baru) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
  • (Bahasa Indonesia Sehari-hari) Tetapi Kristus membebaskan kita dari kutukan hukum agama. Ia melakukan itu dengan membiarkan diri-Nya terkutuk karena kita. Sebab di dalam Alkitab tertulis, "Terkutuklah orang yang mati digantung di tiang kayu."


Injil Berusia 1.500 Tahun Nyatakan Bukan Nabi Isa yang Disalib

Injil berusia 1.500 Tahun (higherperspective.com)
Perdebatan panjang tentang nasib Nabi Isa AS, atau Yesus Sang Juru Selamat dalam pandangan agama Kristen, tak pernah lekang ditelan bergulirnya zaman. Perdebatan itu bahkan tampaknya akan kembali menguat seiring klaim ditemukannya kitab Injil berusia lebih dari 1.500 tahun.

Menurut situs higherperspective.com yang dikutip situs Inilah.com hari Ahad (24/8/2014), dalam kitab Injil versi Barnabas yang ditemukan itu terdapat pernyataan bahwa Nabi Isa AS atau Yesus, tidak pernah disalib. Yang disalib adalah sahabat, Yudas Iskariot, atau dalam ajaran Islam disebut sebagai “orang yang diserupakan dengan Nabi Isa AS”, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 157. Injil Barnabas dikenal sebagai Injil di luar Injil-injil kanonik yang direstui dan diresmikan Vatikan, yakni Injil-injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Sejalan dengan sejarah yang dicatat Islam, Injil tua itu menyatakan bahwa Yesus langsung diangkat ke surga, sementara Yudas dengan iradah Allah disamarkan sehingga menyerupai Yesus dan disalibkan dalam prosesi sebagaimana yang diyakini selama ini.

Jika ditelusuri pada situs barnabas.net, di BAB 112 pada Injil Barnabas menyebutkan bahwa Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah akan membawanya naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. ”Tetapi Muhammad akan datang… Rasul Allah yang suci,” kata Nabi Isa. Nama Nabi Muhammad juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220. Jika dikaitkan antara isi injil Barnabas dengan berita dari higherperspective.com yang menyebutkan bahwa yang disalib adalah sahabat nabi Isa, maka berarti ini yang disalib adalah sahabat nabi Isa AS yang telah berkhianat.

Pada tanggal 28 Februari 2012 lalu telah diberitakan bahwa telah ditemukan di Turki sebuah Injil berusia 1.500 tahun yang menceritakan kedatangan Nabi Muhammad SAW. Menteri Budaya dan Pariwisata Turki pada saat itu, Ertugul Gunay, mengatakan sejalan dengan keyakinan Islam, Injil ini memperlakukan Yesus sebagai manusia bukan Tuhan. Fakta ini, sekaligus menolak ide konsep tritunggal dan penyaliban Yesus. [dakwatuna/hdn]


Terkait

17.11.15

Nongkrong Haram?

BAGI Anda yang biasa nongkrong di pinggir jalan atau gang, perhatikan pesan Rasulullah shallalloh ‘alaihi wasallam berikut:

وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ بِالطُّرُقَاتِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! مَا لَنَا بُدٌّ مِنْ مَجَالِسِنَا; نَتَحَدَّثُ فِيهَا قَالَ: فَأَمَّا إِذَا أَبَيْتُمْ فَأَعْطُوا اَلطَّرِيقَ حَقَّهُ قَالُوا: وَمَا حَقُّهُ؟ قَالَ: غَضُّ اَلْبَصَرِ وَكَفُّ اَلْأَذَى وَرَدُّ اَلسَّلَامِ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ اَلْمُنْكَرِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Said al-Khudry radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jauhkanlah dirimu untuk suka duduk di jalan-jalan!” Mereka berkata: "Wahai Rasulullah itu hanyalah bagian dari tempat duduk kami di mana kami biasa berbincang-bincang di sana." Beliau menjawab: “Jika kalian menolak (nasehat ini) maka berilah jalan kepada haknya.” Mereka bertanya: "Apakah haknya?" Beliau bersabda: “Menundukkan pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam, menyuruh kepada kebaikan dan melarang kemungkaran.” [Muttafaq Alaihi].

Kalau tidak bisa menunaikan hak-hak orang yang lalu lalang, hukum nongkrong di pinggir jalan atau gang menjadi haram (tidak boleh/dilarang).