29.7.09

Akidah: Dimana Allah swt Berada

Menjelaskan tentang ketinggian Allah SWT. Bahwa Dia berada diatas langit yang ketujuh & bersamayam diatas 'Arsy akan tetapi Dia menyertai mereka dimana saja mereka berada dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, juga menjelaskan tentang kekeliruan akidah asy'ariyah yang mengatakan bahwa Allah berada dimana-mana.

Lebih lanjut silahkan kunjungi:
http://www.islamhouse.com/p/52463

12.7.09

Keajaiban Al Quran & Ilmu Pengetahuan

Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al Qur’an yg diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata & matahari mengelilingi bumi), sesuai dg ilmu pengetahuan modern yg baru-baru ini ditemukan oleh manusia.

Sebagai contoh ayat di bawah:
Dan apakah orang-orang yg kafir tidak mengetahui bahwasanya langit & bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yg padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yg hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Al Anbiyaa: 30)

Saat itu orang tidak ada yg tahu bahwa langit & bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi & langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.

Kemudian ternyata benar segala yg bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air & juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.

Tatkala merujuk kepada matahari & bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

Dan Dialah yg telah menciptakan malam & siang, matahari & bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS 21:33)

Disebutkan pula dalam ayat yg lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yg Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS 36:38)

Langit yg mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yg diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:

Dan langit itu Kami bangun dg kekuasaan (Kami) & sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS 51:47)

Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yg dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dg kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dg permukaan balon yg sedang ditiup.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yg umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap & telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, & perhitungan yg dilakukan dg teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, & ia terus-menerus “mengembang”.

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, & ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung & menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak & mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dg menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dg teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang & galaksi terus bergerak saling menjauhi.

Gunung yg Bergerak
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” (QS 27:88)

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yg lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yg berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yg terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yg ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yg dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yg masing-masingnya bergerak ke arah yg berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yg meliputi Afrika, Australia, Antartika & India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yg terdiri dari Eropa, Amerika Utara & Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana & Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yg lebih kecil.

Benua-benua yg terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan & lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yg dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

Kerak & bagian terluar dari magma, dg ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yg disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, & beberapa lempengan kecil. Menurut teori yg disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua & dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur & berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, & menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yg perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yg baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan & Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dg air itu & sekali kali bukanlah kamu yg menyimpannya.” (QS 15:22)

Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yg terdekat & mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum & sesudah (mereka menang).” (QS 30:1-4)

Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, & Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas & perak yg ada di dalam gereja dilebur & dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius & Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir & Armenia, yg semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Diselamatkannya Jasad Fir’aun
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yg datang sesudahmu” (QS 10:92)

Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yg sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yg dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.

Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yg kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, & tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yg tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).

Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yg berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yg lebih umum, & dg batas-batas yg tidak ditentukan.

Maha Suci Tuhan yg telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yg ditumbuhkan oleh bumi & dari diri mereka maupun dari apa-apa yg mereka tidak ketahui.” (QS 36:36)

Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yg manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yg manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yg berpasangan baik dalam benda yg paling kecil atau benda yg paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yg penting adalah untuk mengingat pemikiran yg dijelaskan dalam ayat itu secara rambang & untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dg Sains masa ini.

Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki & perempuan, atau jantan & betina, ungkapan “maupun dari apa yg tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yg lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yg menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yg disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dg lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yg berlawanan dg materi. Misalnya, berbeda dg materi, elektron anti-materi bermuatan positif, & protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

…setiap partikel memiliki anti-partikel dg muatan yg berlawanan … & hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan & pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”

Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, & kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.

Sumber:
Harun Yaya
Mukjizat Al Qur’an, Prof. Dr. Quraisy Syihab
BIBEL, QUR-AN, & Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille
Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
http://harry.sufehmi.com/archives/2006-06-15-1181/
http://syiarislam.wordpress.com/2007/11/07/keajaiban-al-quran-dan-ilmu-pengetahuan/