7.2.11

Imlek, Tahun Baru China! (Puasa di Kutub?)

Mengapa pada saat Tahun Baru China (Imlek) di Indonesia selalu terjadi hujan?

Pertanyaan di atas sama halnya dengan pertanyaan "Mengapa pada saat bulan purnama air laut selalu pasang?"

Gejala alam untuk kasus Imlek terjadi karena siklus posisi bumi terhadap matahari. Sekitar bulan Desember sampai Februari, posisi matahari cenderung berada di selatan bumi dan menyinari belahan bumi bagian selatan ini. Sebagian besar bumi bagian selatan terdiri dari lautan (samudra) sehingga memungkinkan terjadi banyak penguapan air laut (samudra) dan pembentukan banyak awan yang kemudian mengakibatkan terjadinya curah hujan yang tinggi dan cuaca ekstrim di wilayah Indonesia atau mungkin daerah lainnya.

Daratan China yang letak geografisnya berada di belahan utara bumi (utara equator), Imlek adalah dimulainya musim semi. Pada saat itu posisi matahari telah mencapai puncaknya di bagian selatan bumi dan mulai bergerak kembali ke arah utara. Bagi umat muslim di Indonesia, posisi matahari terhadap bumi ini bisa ditandai dengan jatuhnya waktu shalat Isya yang paling larut dalam setahun yaitu sekitar pukul 07.33 malam (untuk daerah Jakarta dsk).

Untuk gejala alam laut pasang, silahkan cari sendiri! :-)




Puasa di daerah yang mempunyai empat musim.
Ada satu pernyataan yang menggelitik bahwa, "Islam adalah agamanya orang-orang Timur Tengah dan orang-orang yang berada di daerah sekitar garis equator (katulistiwa) dan bukan agamanya orang-orang yang tinggal di daerah yang mempunyai empat musim". Pernyataan ini berdasarkan bayangan mereka tentang pelaksanakan ibadah puasa (shaum) di daerah sekitar kutub misalnya daerah negara-negara Skandinavia yang waktu siangnya (kadang-kadang) panjang sekali dibanding dengan panjang waktu siang (puasa) di Indonesia misalnya.

Ada keadilan Zat Yang Maha Pencipta yang menciptakan alam semesta ini. Allah swt mempergilirkan bumi (sudut bumi) terhadap posisi matahari, sehingga setiap belahan bumi utara, sekitar equator dan selatan secara bergantian mendapatkan sinar matahari yang cukup... subhanallah.

Juga kalender Islam yang berpatokan pada peredaran bulan (qomariah) dan bukan pada peredaran matahari (syamsiah), memungkinkan mendapatkan keadilan waktu dalam pelaksanaan ibadah puasa ...subhanallah.

Coba perhatikan siklus bulan puasa (Ramadhan) yang posisinya terus berubah dalam penanggalan tahun Masehi, tidak tetap setiap tahunnya. Hal ini memungkinkan mereka (muslim) yang melaksanakan puasa (shaum) di daerah yang mempunyai 4 musim, suatu saat akan mengalami waktu shaum yang panjang sekali dan pendek sekali. Dan kalau dirata-ratakan, panjang waktu shaum mereka sama dengan waktu shaum saudara-saudara muslim mereka lainnya yang berada di sekitar equator. Allah swt Maha Adil!

Bulan adalah moon adalah month!
Setiap awal bulan (month) di tahun Masehi belum tentu bulan (moon) pada posisi bulan sabit. Tapi setiap awal bulan (month) di tahun Hijriah pasti bulan (moon) pada posisi bulan sabit awal.

Q2.189. "Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan haji..."
Q10.5. "Dia-lah yg menjadikan matahari bersinar & bulan bercahaya & ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun & perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yg demikian itu melainkan dgn hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yg mengetahui".

Sebagian dalil dalam Quran mengenai Waktu di sisi Allah swt dan Malaikat-malaikat-Nya
• Q32.5. Dia (Allah swt) mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu (1.000) tahun menurut perhitunganmu.
• Q22.47. …Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
• Q70.4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu (50.000) tahun.
• Q6.62. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yg sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dia-lah Pembuat Perhitungan yang paling cepat.

Wallahu'alam...

Baca Juga: Mengapa Air Laut Asin?

2 komentar:

  1. "Wallahu'alam..."


    berarti anda sendiri tidak yakin dengan hal ini.......

    BalasHapus
  2. Anonymous said...

    "Wallahu'alam..."
    berarti anda sendiri tidak yakin dengan hal ini.......

    Memang Allah sajalah yang Maha Tahu segalanya, adapun saya hanya membenarkan dan hanya tahu sedikit saja.

    BalasHapus