9.4.08

Simbol Brotherhood of The Snake Ada di Jakarta

Mengapa lambang kedokteran international dan Indonesia (IDI) memakai simbol ular?

Brotherhood of the Snake atau Kelompok Persaudaraan Ular, merupakan nama sebuah kelompok pengikut iblis yang paling awal lahir di dunia. Dari berbagai literatur sejarawan Barat, seperti yang ditulis J. Robinson dalam ‘The Secret Society’, kelompok persaudaraan ular inilah yang mengemban misi menyebarkan kesesatan kepada umat manusia sejak zaman Nabi adam a.s. hingga zaman kiwari.

Bahkan diduga kuat jika dari kelompok inilah lahir gerakan-gerakan penyesatan terhadap agama-agama samawi dunia. Kabbalah dan Talmud, sebagai doktrin iblis yang sampai sekarang dipercaya dengan segenap jiwa dan raga oleh kalangan Zionis sebagai pandangan hidup, juga berasal dari kelompok ini.

Di zaman purba, kelompok iblis ini menyempal di banyak pusat peradaban dunia. Mereka menjadi penasehat Raja Namrudz dan menghasut agar Ibrahim a.s. dibunuh. Saat Firaun berkuasa, mereka menamakan diri sebagai para pendeta Amon yang berada di lingkaran elit kekuasaan, lewat salah seorang tokohnya yang bernama Samiri (Shamir), mereka berupaya untuk terus menyesatkan Bani Israil dan menentang Musa a.s.

Di zaman Nabi Isa, kelompok iblis ini menjadi provokator bagi upaya pengejaran yang dilakukan Raja Herodes dan mereka dikenal sebagai para pendeta Sanhendrin. Bagi yang pernah menonton film The Passion of The Christ (disutradarai oleh Mel Gibson yang anti Zionis) yang menuturkan kisah penderitaan Yesus sebelum disalib (menurut versi Barat), kita akan bisa melihat di mana setiap kali kelompok Sanhendrin mencerca dan memaki Yesus, maka iblis selalu menampakkan diri di tengah-tengah kelompok ini.

Ke dalam Yudaisme, mereka merusak Taurat dan membuat Talmud yang dinyatakan mereka sebagai kitab suci yang lebih mulia ketimbang Taurat Musa. Ke dalam ajaran Nabi Isa a.s., mereka mengubah ajaran Isa a.s. yang sebenarnya terbatas hanya untuk kaumnya, menjadi sebuah ajaran yang ekspansif lewat tangan seorang Yahudi dari Tarsus bernama Paulus yang membuat Injil Perjanjian Baru. Ke dalam agama Islam, seorang Yahudi dari Yaman bernama Abdullah bin Saba’ pun bekerja untuk memecah umat tauhid ini menjadi dua golongan: Sunni dan Syiah. Inilah kerja kelompok ular yang sangat memusuhi ajaran yang lurus.

Di mana mereka berada, mereka selalu memberi sinyal keberadaan mereka dengan simbol-simbol ular. Mahkota emas Firaun di depannya ada lambang dua ular. Kuil Laelarium kota maksiat bernama Pompeii yang kemudian dihancurkan Allah lewat meletusnya Gunung Vesuvius namun bukti-bukti keberadaannya masih lestari hingga detik ini, juga terdapat banyak simbol-simbol ular. Demikian pula dengan simbol-simbol para Dewa Matahari yang bertebaran di muka bumi sampai ke Amerika Latin.

Di zaman modern, simbol kelompok ini, dua ekor ular melilit sebuah tongkat bersayap, entah mengapa dijadikan simbol kedokteran internasional.

Dan yang paling terang karena bentuk simbolnya benar-benar menjiplak simbol kelompok ular ini bisa dilihat dari tongkat Hermes, Dewa Yunani Kuno yang dipercaya menjadi kurir antara Tuhan dengan Manusia. Hermes yang merupakan anak dari Zeus dan Maia juga dianggap sebagai dewa perdagangan dan keberuntungan.

Ketika VOC yang merupakan maskapai perdagangan yahudi terbesar di dunia pada masanya menguasai Batavia (Jakarta), mereka meletakkan sebuah patung Hermes lengkap dengan tongkat Brotherhood of The Snake-nya di atas jembatan perempatan Harmoni. Kala itu wilayah Harmoni merupakan wilayah perniagaan terbesar di Batavia dan banyak para pedagang Yahudi berdagang arloji, kacamata, dan juga emas perak serta batu-batu mulia.

Sampai dengan tahun 1999 patung Hermes ini masih tetap berdiri di atas jembatan Harmoni, namun pada tahun itu sempat dikabarkan lenyap dicuri orang. Dinas Kepariwisataan DKI Jakarta menemukannya lalu agar keberadaannya aman, patung Hermes yang asli dipindahkan ke lokasi Museum Fatahillah di dekat Stasiun Beos Kota, Jakarta. Di atas jembatan Harmoni dibuat replikanya.

Apakah dengan demikian berarti kelompok persaudaraan ular ini pernah ada di Jakarta? Wallahu'alam. Yang jelas, jika Anda ingin melihat simbol Brothethood of the Snake dalam bentuk aslinya, silakan mampir ke Museum Fatahillah Jakarta.(rizki)

Dari: http://www.eramuslim.com/berita/tha/8402055247-simbol-brotherhood-of-the-snake-ada-jakarta.htm
More: http://www.eramuslim.com/berita/tha/


Baca Juga: They've been Controlling US...

15 komentar:

  1. saya cuma bingung dengan kaum anda yang tidak bisa mengerti makna dari trinitas. coba sekali-kali buka surat al-maryam tentang kehamilan siti maryam atas isa. disitu dituliskan " kami telah mengirimkan roh kami..." siapa kami disini? apakah Tuhan, jadi Tuhan anda lebih dari satu juga dunk... :-)
    juga ada beberapa surat tentang pencipataan adam, yang menuiskan "kami hembuskan nafas..." kami disini juga berarti tidak satu khan??? gimana tanggapan anda???

    BalasHapus
  2. Untuk lebih memudahkan, Terj. Quran Surat Al Ikhlash:

    Bismillaahirrahmaanirrahiim
    1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
    2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
    3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
    4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

    BalasHapus
  3. Allah tu sopan sopan banget, makanya dalam quran tu make kata KAMI, maksudnya KAMI di sini tu sifat2 Allah yang banyak.. Ya kita ambil sampel Asmaul Husna aja deh.. Ato contoh simpelnya kayak paz kita pidato ato sambutan.. Bukannya lebih sopan kalo kita menggunakan kata 'kami'?

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah,
    Terimakasih atas tanggapan /jawabannya...

    BalasHapus
  5. dalam bahasa arab itu ada gramernya, bukan saja nahwu dan sharaf tetapi ada balaghah. Kami yang dalam bahasa arabnya nahnu, adalah bukan menunjukkan banyak, tetapi untuk penghormatan. Itulah balaghah. Makanya belajar bahasa arab ya... jangan cuman belajar terjemahannya saja. Sebagaimana kitab anda adalah hanya terjemahan, dan anda nggak pernah baca aslinya, ya kan ?

    BalasHapus
  6. Sebenarnya saya pengin menyampaikan sama Mas Legowo, bahwa dalam Surat Maryam, mengenai Allah berbicara dengan kata-kata kami, itu bukan berarti Allah itu lebih dari satu (trinitas), tetapi Allah tersebut dalam ayat 17 surat Maryam memakai dhomir "NA" (Fa-arsalna)adalah sebagai dhomir yang berasal dari Nahnu. Dan dalam balaghah, nahnu ketika disandarkan kepada Tuhan adalah sebagai penghormatan. Allah adalah bebas mutlak untuk mempergunakan kata. Berbeda jika manusia secara personal (sendirian) memakai kata nahnu, maka yang bersangkutan adalah sombong.Adapun kalimat "anda tak pernah baca aslinya", adalah bahwa Mas Legowo kiranya hanya sering membaca kitab suci yang terjemahan, tak pernah membaca kitab aslinya. Inilah yang mengakibatkan kesulitan apakah terjemahan itu keliru atau tidak, karena ia tak pernah membaca kitab aslinya (sesuai dengan bahasa yang diturunkan Tuhannya). Kalau Al-Qur'an memang diturunkan dengan bahasa Arab, sampai saat ini tulisan aslinya masih ada dan bahkan bahasanya masih dipergunakan oleh jutaan manusia, sehingga manusia mudah untuk menganalisanya, karena bukan menganalisa terjemahan.Demikian semoga menambah pengetahuan.

    BalasHapus
  7. PEMIKIRAN ANDA SESAT!!!

    BalasHapus
  8. Tolong tunjukan jalan yang menurut Anda "tidak SESAT"...! TK

    BalasHapus
  9. kangarul, Anda muslim ? Anonymous, Anda muslim ? Sudahlah, tak perlu ribut, Anda berdua punya ide yg sama2 benar (insya ALLAH). Musuh kita itu iblis, yg gemar mengadu domba dan menciptakan permusuhan diantara sesama muslim... Salam

    BalasHapus
  10. OBAT DAN UANG SEKARANG SUDAH DIJADIKAN SENJATA OLEH PARA PENYEMBAH THAGHUT DAN PENYEMBAH SETAN. JANGAN MAU TERTIPU OLEHNYA!

    BalasHapus
  11. @AndaCz

    IBLIS ITU MUSUH YANG NYATA. BUKAN TEMPAT KITA SEBAGAI TEMAN!

    BalasHapus
  12. kenapa mesti berdebat toh kita bukan sarjana bahasa ............
    mustahil sekali memberitahu orang yang tuli
    bahkan gila minta petunjuk pada orang buta

    BalasHapus
  13. Ada istilahnya di negeri barat, yang namanya "royal we". jd kaum kerajaan/bangsawan menyebutnya dirinya dgn we...itu rajanya dunia fana, Allah raja segala raja dan alam semesta beserta isinya, sah aja pake istilah we/kami

    BalasHapus
    Balasan
    1. Juga! kalau nggak salah dalam salah satu tradisi kerajaan di Eropa, kalau nama Raja disebut, maka mereka yg hadir dan mendengar nama rajanya tsb disebut akan memuji raja tersebut...

      Hapus
  14. yang jadi masalah, kalau engkau benar, kenapa tidak berdiri menantang, jangan menyebarkan lewat tulisan, setiap manusia memiliki pemikiran yang berbeda,,, karena kebanyakan mereka tidak berfikir dengan qolbu mereka, melainkan dengan otak yang bisa dirasuki setan, sedangkan penulis tahu kan? setan itu musuh yang nyata,sampai sakratul maut pun mereka tetap berharap kita mati kafir, apa penulis pernah melihat orang2 yang sakratul maut selalu minta di bacain quran?karena mereka melihat setan yang mengganggu mereka, tanyakanlah kepada yang paham, dari pada anda mengulas ini, alangkah baiknya dan jauh lebih baik anda pelajari alquran

    BalasHapus